Tekno / Tekno
Rabu, 29 Oktober 2025 | 10:18 WIB
OneHP dalam pemaparan hasil studi Work Relationship Index (WRI) HP tahun 2025, Selasa (28/10/2025). [HP]
Baca 10 detik
  • Adopsi AI di Indonesia tinggi, 94% knowledge worker menggunakan AI, setengahnya setiap hari, menunjukkan optimisme terhadap teknologi.

  • Kesehatan hubungan kerja menurun tajam, hanya 28% pekerja merasa memiliki hubungan kerja yang sehat, penurunan paling besar secara global.

  • HP mendorong OneHP, ekosistem AI terintegrasi untuk meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, dan pengalaman kerja karyawan

Suara.com - Di tengah tekanan dunia kerja yang semakin tinggi, para pekerja berbasis pengetahuan (knowledge worker) di Indonesia justru menunjukkan optimisme luar biasa terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI).

Laporan Work Relationship Index (WRI) 2025 dari HP mengungkap bahwa 94 persen pekerja di Indonesia telah menggunakan AI, dan setengahnya menggunakannya setiap hari, tingkat adopsi tertinggi di antara 14 negara yang disurvei.

Namun, di balik tren positif ini, laporan yang sama memperingatkan adanya penurunan signifikan dalam kesehatan hubungan kerja.

Hanya 28 persen knowledge worker Indonesia yang memiliki hubungan kerja yang sehat.

Angka ini mengalami penurunan 16 poin dari tahun sebelumnya, penurunan paling tajam secara global.

Angka ini menyoroti pentingnya perubahan dalam cara organisasi mendukung kesejahteraan dan kepuasan karyawan di era modern.

“Kami melihat sinyal jelas bahwa teknologi, khususnya AI, dapat menjadi katalis dalam membangun pengalaman kerja yang lebih baik dan manusiawi,” ujar Juliana Cen, President Director HP Indonesia.

Di HP, dia menambahkan, pihaknya percaya bahwa ketika karyawan memiliki pengalaman kerja yang optimal, mereka akan menjadi lebih produktif dan memiliki hubungan yang lebih sehat dengan pekerjaannya.

Tekanan Meningkat, Ekspektasi Berubah

Baca Juga: Pemerintah Diminta Siap Hadapi AI, dari SDM hingga Perkuat Keamanan Siber

WRI 2025 juga mencatat perubahan besar di lingkungan kerja selama setahun terakhir.

Lebih dari 80 persen karyawan kantoran mengalami transformasi signifikan di tempat kerja, sementara 32 persen terdampak kebijakan wajib kembali ke kantor.

Bahkan, 37 persen pekerja di Indonesia merasa perusahaan mereka kini lebih fokus pada profit ketimbang kesejahteraan karyawan, dan 68 persen menyebut tuntutan pekerjaan meningkat.

Di tengah dinamika tersebut, 89 persen pekerja tetap percaya bahwa AI dapat meningkatkan kualitas hidup dan pengalaman kerja mereka.

Ini menjadi sinyal kuat bahwa teknologi bukan lagi sekadar alat, melainkan mitra strategis dalam menciptakan keseimbangan kerja.

AI sebagai Pilar Kesejahteraan dan Produktivitas

Load More