Tekno / Internet
Sabtu, 01 November 2025 | 09:09 WIB
Ilustrasi Scam. [Pixabay]
Baca 10 detik
  • Aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dan Telegram menjadi sarana utama penipuan online, dengan 67% kasus scam terjadi melalui platform tersebut.

  • Media sosial dan email juga sering digunakan untuk aksi scam, terutama Facebook, Instagram, dan Gmail.

  • Penawaran menarik dan tampilan meyakinkan menjadi daya tarik utama scam, sementara upaya verifikasi masyarakat masih tergolong lemah

Laporan tersebut menjabarkan bahwa hal yang menjadi paling menarik dari scam itu adalah penawaran.

Ilustrasi WhatsApp. (Pexels/Anton)

Tercatatkan sebanyak 22 persen masyarakat Indonesia tertarik dengan penawaran yang dihadirkan.

Selain itu, keahlian dari para penjahat siber yang membuat seolah-olah apa yang disampaikannya adalah nyata pun menjadi daya tarik tersendiri, dengan ebanyak 16 persen.

Meskipun begitu, masyarakat Indonesia banyak yang melakukan pengecekan keaslian perusahaan yang menghubungin melalui media sosial.

Tercatat tiga dari 10 orang malakukannya, tapi hal ini dianggap lemah sebagai langkah antisipasi.

"Karena mereka (para penjahat siber) telah menyiapkan media social mereka untuk melancarkan aksinya," ucap Reski Damayanti, Ketua GASA Indonesia Chapter dan Chief Legal & Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Load More