Suara.com - Para astronot di Stasiun Luar Angkasa Tiangong (Tiangong Space Station) mencetak sejarah baru dengan melakukan hal yang belum pernah dilakukan manusia sebelumnya: memasak barbeque di orbit Bumi.
Momen ini menjadi tonggak penting dalam perkembangan teknologi pangan luar angkasa, yang selama puluhan tahun identik dengan makanan instan, pasta dalam tube, dan menu serba kering.
Perjalanan panjang makanan luar angkasa dimulai sejak era Yuri Gagarin, manusia pertama yang mencicipi hidangan di luar atmosfer. Saat itu, pilihannya tidak menarik—pasta daging dan hati dari kemasan tube.
Astronot Amerika seperti John Glenn juga mengalami tantangan serupa, dengan menu yang terbatas dan tekstur makanan yang kurang menggugah selera.
Mengutip IFL Science (5/11/2025), NASA mencatat bahwa generasi awal makanan luar angkasa sering tidak disukai para astronot. Makanan kering sulit direhidrasi, sementara remah-remah yang bertebaran dapat mengganggu alat sensitif di kabin, bahkan berbahaya bagi mata atau sistem pernapasan.
Inovasi mulai berkembang selama program Gemini dan Apollo. Makanan kering dilapisi gel agar tidak mudah hancur, dan pada misi berikutnya para astronot mulai bisa menikmati air panas serta makanan yang dapat dimakan menggunakan sendok.
Namun upaya menghadirkan makanan seperti di Bumi tak selalu mulus—bahkan percobaan membuat sandwich pun gagal karena roti cepat basi dan menebarkan remah.
Kemajuan signifikan terjadi setelah manusia mulai membangun stasiun luar angkasa. Skylab (stasiun luar angkasa Amerika Serikat) hadir dengan freezer, sedangkan pesawat ulang-alik membawa dapur yang memungkinkan pemanasan makanan lebih baik. Kini, di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), para kru sudah bisa menyantap menu lebih bervariasi, meskipun tampilannya tetap sederhana.
Namun, satu hal tetap tak tersentuh, memasak langsung dengan api. Api di luar angkasa berperilaku berbeda—lebih berbentuk bola dan sangat sulit diprediksi.
Baca Juga: ISS Pensiun! NASA Akan Jatuhkan Stasiun Luar Angkasa Raksasa ke 'Kuburan Satelit' pada 2031
Ilmuwan seperti Guillaume Legros dari Institut Combustion Prancis menjelaskan bahwa mendeteksi kebakaran di luar angkasa jauh lebih sulit karena tidak ada aliran udara alami, sehingga asap bergerak mengikuti ventilasi dan memperlambat deteksi.
Karena risiko itu, memasak secara langsung selalu dihindari. Hingga akhirnya, misi Shenzhou-21 mengirimkan teknologi baru yang membuka babak baru dalam sejarah kuliner kosmik: oven udara panas pertama yang aman digunakan di stasiun luar angkasa.
Oven ini memungkinkan para astronot memasak dengan suhu hingga 190 derajat Celsius—cukup untuk memanggang atau menggoreng tanpa api terbuka. Dalam uji coba perdana, para astronot berhasil memasak sayap ayam barbeque, kemudian hidangan daging sapi.
Liu Weibo, wakil kepala desainer sistem astronot di China Astronaut Research and Training Center, menjelaskan bahwa ini merupakan pertama kalinya proses memasak di luar angkasa melibatkan reaksi kimia seperti pada proses memasak normal di Bumi.
“Dulu hanya bisa memanaskan makanan, bukan benar-benar memasak. Sekarang makanan bisa keluar bertekstur renyah dan berwarna keemasan,” ujar Liu mengutip IFL Science (5/11/2025). Ia menambahkan bahwa kru kini bisa memanggang kue, kacang, hingga daging untuk merayakan akhir pekan atau hari spesial di orbit.
Keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Menurut peneliti Xian Yong, oven tersebut dirancang agar makanan tidak melayang saat dimasak, serta dilengkapi sistem penyaring asap berteknologi tinggi agar lingkungan kabin tetap aman. Bagian luar oven juga dibuat tetap dingin sehingga astronot tidak berisiko terkena luka bakar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bintang Harry Potter dan GOT Bergabung di Serial TV Tomb Raider
-
32 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Desember: Klaim Henry, Fabregas 114, dan Gems
-
Tiruan Game Horizon Ditarik dari Steam: Babak Akhir Pertarungan Sony vs Tencent?
-
60 Kode Redeem FF Aktif 21 Desember 2025: Garena Bagi Diamond Gratis dan Bundle Spesial
-
Bocoran Harga Redmi Note 15 5G di Pasar Asia Beredar, Diprediksi Lebih Mahal
-
HP Murah HMD Vibe 2 Siap Debut: Desain Mirip iPhone, Harga Diprediksi Sejutaan
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari