Tekno / Sains
Senin, 08 Desember 2025 | 11:14 WIB
Ilustrasi kopi. (Pexels)

Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa studi ini bersifat observasional, sehingga tidak dapat memastikan hubungan sebab-akibat secara langsung.

Ilustrasi kopi hitam tanpa ampas. (Dibuat dengan AI)

Mereka juga mencatat bahwa informasi penting seperti jenis kopi, waktu konsumsi, kadar kafein, serta konsumsi minuman berkafein lain tidak tercakup dalam pengumpulan data.

Peneliti menduga efek positif kopi terhadap penuaan sel berkaitan dengan kandungan antioksidan dan senyawa antiinflamasi yang dimilikinya.

Kedua sifat ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif serta peradangan, dua faktor yang sangat mempengaruhi pemendekan telomere. 

“Telomere sangat sensitif terhadap stres oksidatif dan peradangan,” tulis para peneliti mengutip Science Daily (4/12/2025), seraya menambahkan bahwa kondisi biologis pada gangguan mental berat bisa membuat tubuh lebih rentan mengalami percepatan penuaan.

Kopi sendiri merupakan salah satu minuman paling banyak dikonsumsi di dunia, dengan total konsumsi mencapai 10,56 miliar kilogram pada 2021–2022. Namun, peneliti mengingatkan bahwa konsumsi berlebihan justru dapat menimbulkan dampak sebaliknya. 

Asupan kafein yang terlalu tinggi berpotensi memicu pembentukan reactive oxygen species yang bisa merusak sel dan mempercepat pemendekan telomere. Hal ini sejalan dengan rekomendasi berbagai lembaga kesehatan internasional yang menyarankan batas maksimal 400 mg kafein per hari alias setara 4 cangkir kopi.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

Baca Juga: RSUD Aceh Tamiang Dibersihkan Pascabanjir, Kemenkes Targetkan Layanan Kesehatan Segera Pulih

Load More