Suara.com - Sukses tidak pernah mengenal umur. Itulah yang dialami seorang pria asal Kentucky, Amerika Serikat, Colonel Hartland Sanders. Di usia 65 tahun, Sanders tidak punya pekerjaan dan juga uang setelah rumah makan miliknya digusur akibat pembangunan jalan dalam kota. Untuk kali pertama, Sanders menerima uang jaminan sosial dari pemerintah Amerika Serikat sebesar $99.
Hanya uang itu yang dia punya, ditambah sebuah rumah tua dan mobil butut. Meski tidak punya banyak uang, Sanders memutuskan bahwa kehidupannya harus berubah. Satu-satunya ide yang ada di otaknya adalah resep ayam goreng. Ketika masih mempunyai rumah makan, sahabat Sanders sangat menyukai ayam goreng yang dibuatnya itu. Dengan resep ayam goreng itu, Sanders berupaya melakukan tindakan yang masif.
Dia keluar dari Kentucky dan menawarkan resep ayam goreng ke sejumlah rumah makan di sejumlah kota di Amerika secara gratis. Imbalannya, Sanders hanya meminta persentase kecil dari setiap ayam goreng yang dijual rumah makan tersebut. Ternyata, tidak mudah untuk meyakinkan para pemilik rumah makan agar mau menggunakan resep ayam gorengnya itu.
Penolakan demi penolakan terus dialami oleh Sanders. Tetapi dia tidak putus asa meski jumlah pemilik rumah makan yang menolak resepnya itu sudah mencapai lebih dari 1.000. Setelah melalui 1.009 kali penolakan, akhirnya ada juga orang yang bersedia menggunakan resep ayam goreng Kolonel Sanders.
Pria itu adalah Pete Harman, pemilik rumah makan di South Salt Lake di Utah. Harman pertama kali bertemu dengan Sanders di sebuah konferensi Asosiasi Restoran Nasional pada 1952. Mereka duduk berdampingan dan berbicara tentang banyak hal. Ujungnya, Sanders berkunjung ke rumah makan milik Pete di Salt Lake City. Ketika itulah, Sanders memutuskan untuk memasakkan makan malam untuk Pete dan istrinya, Arlene.
Sanders meminta Pete untuk membeli empat ekor ayam di supermarket terdekat. Setelah semua bahan-bahan tersedia, Sanders mulai memasak ayam goreng dengan resepnya itu. Hidangan ayam goreng plus kentang tumbuk pun sudah siap untuk dinikmati.
Pete Harman menyantap makanan buatan Sanders itu dengan lahap. Dia langsung merasa tengah berhadapan dengan seorang pemenang. Pete kemudian bersedia untuk membeli resep ayam goreng Kolonel Sanders dengan imbalan 5 sen dari setiap ayam goreng yang berhasil dijualnya.
Lalu, Pete mulai mencari nama untuk rumah makan yang akan menjual ayam goreng tersebut. Sempat muncul nama Utah Fried Chicken. Namun, salah seorang sahabat Pete mengusulkan nama Kentucky, karena Kolonel Sanders berasal dari kota itu. Selain itu, Kentucky juga identik dengan keramahan warga Selatan dan makanan yang enak. Maka, diputuskanlah nama rumah makan itu Kentucky Fried Chicken.
“Tanpa kami sadari, kami sudah masuk dalam bisnis ayam goreng dan orang mulai antri untuk mendapatkannya. Dalam satu tahun, kami sudah menambah dua kali ukuran rumah makan dan pendapatan tahunan juga naik dari $ 135.000 menjadi $ 450.000,” kata Pete.
Pete kemudian melakukan pemasaran yang unik. Dia mengajak Kolonel Sanders ke acara parade dan tampil di depan publik dengan menggunakan baju putih. Imej itu kemudian menempel di kepala pelanggan Kentucky Fried Chicken. Pete Harman menjadi pemilik franchise pertama Kentucy Fried Chicken.
Di era 1960-an, KFC sudah mempunyai 600 cabang di seluruh Amerika dan Kanada. Pada 1964, Sanders menjual sahamnya di perusahaan sebesar $ 2 juta kepada John Y. Brown Jr yang akan menjadi Gubernur Kentucky di masa depan. Meski tidak lagi punya saham, Sanders tetap dipercaya menjadi juru bicara.
Kentucky Fried Chicken sempat dijual tiga kali dan terus menjadi bisnis yang sukses di dunia. Semua itu tidak akan terjadi apabila Kolonel Hartland Sanders langsung menyerah saat ditolak oleh 1.009 pemilik rumah makan. Kini, KFC menjadi salah satu merk franchise terkenal di seluruh dunia. (Dari berbagai sumber)
Berita Terkait
-
Bos KFC Ungkap Nasib Usahanya di RI
-
Nasib KFC: Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Pekerja
-
Promo Attack Chicken KFC Cuma Rp10.909 Tiap Rabu di Bulan September!
-
Senin Bukan Lagi Horor! Sambut Promo DonDay KFC: Kenyang Berdua, Kantong Tetap Aman!
-
Bocah 10 Tahun Habiskan Rp510 Juta untuk Sawer, Orangtua Seret Apple dan TikTok ke Meja Hijau
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025