Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pembebasan lahan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x1000 Megawatt di kabupaten Batang, Jawa Tengah tinggal 29 hektar.
"Yang tersisa belum selesai itu 29 hektare, kita meminta kepada pengembang untuk terus itu dituntaskan," ujarnya seusai rapat koordinasi membahas kelanjutan proyek PLTU Batang di Jakarta, Jumat (25/4/2014)
Hatta mengharapkan proses pembebasan lahan ini segera terselesaikan, karena proyek investasi kerjasama pemerintah-swasta ini bermanfaat untuk menyediakan 30 persen distribusi listrik di wilayah Jawa dan sekitarnya.
"Ini satu-satunya proyek dengan KPS yang sangat besar investasinya. PLTU ini memasok 30 persen kebutuhan Jawa, kalau ini tidak terpasok pada 2017-2018 maka akan ada defisit listrik di Jawa, karena belum ada alternatif," katanya.
Ia optimistis, masalah pengadaan lahan ini segera usai, sehingga masa realisasi turunnya pinjaman utama tahap awal (financial closing date) pembangunan proyek senilai empat miliar dolar Amerika ini dapat ditetapkan sesuai jadwal yaitu Oktober 2014.
"Target kita tetap Oktober, 'financial closing'. Harus optimis dan kerja keras, kalau tidur saja ya tidak selesai," tegas Hatta.
Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji menambahkan proyek infrastruktur PLTU Batang harus segera terbangun, karena apabila tidak terealisasi, ketiadaan pembangkit yang memadai dalam jangka panjang dapat menyebabkan krisis listrik.
"Kalau proyek PLTU Batang ini tertunda, akan bisa menimbulkan krisis listrik. Bukan hanya PLTU Batang, semua proyek listrik yang tertunda bisa menimbulkan krisis listrik di masa mendatang," ujarnya.
Untuk itu, ia mengharapkan pembangunan PLTU Batang yang mendapatkan pendanaan dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) ini dapat terlaksana dengan cara apapun.
"Oleh karena itu, pembangunan harus diupayakan 'on time' dengan berbagai cara yang benar. Kita sudah bisa memprediksi ada masalah kecukupan listrik di masa depan, maka kita harus mengambil langkah mitigasi risiko" kata Nur Pamudji. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Teken PJBTL 1.800 MVA di Jawa Barat dan Jawa Tengah
-
PLN Perkuat Transformasi SDM di Forum HAPUA WG5 ke-13 untuk Dukung Transisi Energi Berkelanjutan
-
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Update Tarif Listrik PLN November 2025
-
Jadi Event Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia, PLN Electric Run 2025 Berlangsung Sukses
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
Terkini
-
ReforMiner Institute: Gas Bumi, Kunci Ketahanan Energi dan Penghematan Subsidi!
-
Isi Pertemuan Prabowo, Dasco, dan Menkeu Purbaya Rabu Tadi Malam
-
Survei BI: Harga Properti Stagnan, Penjualan Rumah Kelas Menengah Turun
-
Bank Mandiri Wujudkan Komitmen Sosial Bagi 60.000 Warga Indonesia: 27 Tahun Sinergi Majukan Negeri
-
Sejarah Baru Hilirisasi Industri Petrokimia
-
Rupiah Menguat, Didukung Ekonomi Tumbuh 5,04% dan Sentimen Positif Pasar Global
-
OJK Beri Syarat jika Himbara Mau Naikkan Bunga Deposito Valas
-
BPKN Ungkap Hasil Investigasi Sumber Air Aqua, Begini Hasilnya
-
Rebalancing Indeks MSCI Bawa IHSG Terbang ke Level 8.300 Pagi Ini
-
Vietjet Laporkan Borong 100 Airbus A321neo dan Mesin Rolls-Royce US$3,8 Miliar