Suara.com - Kementerian Perhubungan tengah mengkaji kemungkinan penggunaan kapal feri roro untuk menyeberangkan kendaraan di jalur Comal, Pemalang yang tidak dapat melewati jembatan akibat amblas.
"Ini masih dijajaki bersama para pemangku kepentingan, ada permintaan atau tidak untuk kemungkinan ini," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, di Jakarta, Sabtu (19/7/2014) malam.
Para pemangku kepentingan tersebut yakni Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) dan Organisasi Angkutan Darat (Organda).
Jika rencana ini jadi dilakukan, maka pihaknya akan menyiapkan dua kapal feri roro. "Akan disiapkan dua feri roro yang operasinya satu kapal dari Kendal, satu kapal dari Tegal, bolak-balik," katanya.
Dengan transportasi via laut tersebut, maka kendaraan bisa langsung melintas dari Tegal ke Kendal atau sebaliknya.
Kapal tersebut, menurutnya, hanya untuk mengangkut kendaraan-kendaraan besar saja.
Sementara untuk kendaraan kecil dialihkan melalui jalur alternatif. Untuk kendaraan besar dilarang melewati jalur alternatif karena jalur alternatif hanya berupa jalan kabupaten yang kapasitasnya terbatas sehingga beresiko merusak jalan jika dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar.
Untuk sementara kendaraan berat saat ini dialihkan melalui jalur selatan.
Ketika ditanya berapa besar biaya yang dikenakan kendaraan untuk menaiki kapal roro jika rencana ini jadi dilakukan, pihaknya mengatakan masih mengkaji hal tersebut."Lagi dihitung. Kalau bisa masuk kategori public service obligation (PSO), ya ditutup dengan PSO, karena kan memang ada PSO khusus untuk yang feri," katanya.
Jembatan Comal yang terletak di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah akhirnya ditutup total pada Jumat (18/7) akibat terus ambles dan membahayakan. Jembatan yang menghubungkan Pemalang - Pekalongan itu sampai sekarang masih dalam perbaikan.
Kepolisian setempat mengalihkan kendaraan kecil ke jalur alternatif Comal - Bodeh - Petarukan. Sementara kendaraan besar dialihkan ke jalur selatan.
Kerusakan Jembatan Comal diperkirakan karena pengaruh banjir bandang pada Februari 2014 sehingga beton penyangga di bagian bawah longsor dan terjadi pergerakan tanah secara perlahan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia