Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB 25/12/2015), didorong pelemahan dolar AS selama perdagangan liburan dengan volume rendah.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 7,6 dolar AS atau 0,71 persen, menjadi menetap di 1.075,90 dolar AS per ounce.
Logam mulia mendapat dukungan karena dolar AS melemah, dengan indeks dolar AS turun 0,46 persen menjadi 97,94 pada pukul 17.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi investor.
Kenaikan emas dibatasi oleh laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan klaim pengangguran awal jatuh 5.000 menjadi 267.000. Para analis mengatakan angka menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat.
Harga logam mulia datang di bawah tekanan lebih lanjut karena analis percaya pasar tetap belum yakin kapan kenaikan suku bunga berikutnya, dari tingkat 0,50 persen ke tingkat 0,75 persen akan terjadi.
Alat Fedwatch menunjukkan probabilitas tersirat menunjukkan bahwa pasar percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku 0,50 persen menjadi 0,75 persen selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Maret.
Probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga dari 0,50 persen ke 0,75 persen mencapai 55 persen pada pertemuan Maret dan 10 persen pada pertemuan Januari.
Para analis percaya tujuan dari The Fed untuk menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan cadangan bank-bank karena ekonomi AS mulai pulih.
Bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang "bullish", dan sebagai akibatnya berpotensi melepaskan beberapa cadangan berlebihan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai, sehingga menyebabkan inflasi.
Tren jangka panjang untuk emas tetap sangat "bearish" menurut para analis karena The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember, yang terjadi meskipun semula diharapkan akan menunda kenaikan suku bunga hingga 2016.
Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Sampai pertemuan FOMC Desember belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Perak untuk pengiriman Maret bertambah 9,2 sen atau 0,64 persen menjadi ditutup pada 14,379 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 16,1 dolar AS atau 1,85 persen menjadi ditutup pada 884,20 dolar AS per ounce.
(Antara)
Berita Terkait
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Indonesia Lampaui Target Medali di SEA Games 2025, Ulangi Rekor 30 Tahun Silam dengan Gagah
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Indonesia Cetak Sejarah Baru di SEA Games 2025
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok