Suara.com - Harga minyak dunia melonjak pada Jumat (Sabtu pagi WIB), menutup perdagangan seminggu dengan keuntungan, dibantu indikator-indikator pelambatan produksi AS dan harapan pembekuan pada pertemuan produsen di Doha.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, naik 2,46 dolar AS menjadi menetap di 39,72 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent North Sea, patokan Eropa, untuk penyerahan Juni, naik 2,51 dolars AS menjadi ditutup pada 41,94 dolar AS per barel di perdagangan London.
Kedua kontrak naik delapan persen atau lebih selama seminggu, karena penurunan stok dan produksi AS yang lebih lemah membantu sentimen pasar.
Pada Jumat gambaran pelambatan berkepanjangan dalam produksi minyak di Amerika Utara terangkat oleh penurunan lagi dalam jumlah rig pengeboran yang aktif di Amerika Serikat dan Kanada.
Jumlah rig AS turun delapan rig pada pekan lalu ke tingkat terendah multi-dekade 354 rig, menurut penghitungan mingguan Baker Hughes, dibandingkan dengan 760 rig setahun lalu.
Awal pekan ini pemerintah AS melaporkan penurunan lagi dalam produksi minyak mentah domestik ke hampir di atas sembilan juta barel per hari setelah mencapai puncaknya pada sekitar 9,7 juta barel per hari setahun lalu.
Selain itu, persediaan minyak mentah komersial AS secara tak terduga merosot dalam pekan yang berakhir 1 April.
Bersama-sama mereka mendukung aksi beli di pasar yang kelaparan untuk tanda-tanda penguatan.
Para pedagang, sementara itu, mengatur perhatian mereka pada pertemuan 17 April, dipimpin oleh Rusia dan Arab Saudi, untuk membahas langkah-langkah guna menstabilkan harga, termasuk pembekuan produksi di tingkat Januari.
Pekan ini terus membawa sinyal-sinyal yang saling bertentangan tentang bagaimana pertemuan mungkin berjalan.
Harga minyak jatuh pada pekan lalu setelah Wakil Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman mengatakan negaranya akan membatasi produksi, hanya jika sesama produser Iran melakukan hal yang sama.
"Minyak dilanda aksi jual tajam setelah komentar oleh Arab Saudi menyatakan bahwa tidak akan ada kesepakatan tanpa Iran, dan kemudian melihat sebuah lambungan setelah Kuwait keluar dan menyatakan bahwa kesepakatan bisa terus berjalan tanpa Iran," kata analis IG, Angus Nicholson.
"Pemosisian oleh sisi-sisi yang berbeda dalam menuju pertemuan kemungkinan akan mempertahankan harga sangat volatil," tambah Nicholson.
Namun, ada keraguan tentang prospek untuk kesepakatan pembatasan produksi di Doha.
"Sayangnya, sejarah menentang apa pun bisa keluar dari pertemuan Doha," analis David Lennox dari Fat Prophets di Sydney mengatakan kepada AFP.
"Tapi banyak negara-negara OPEC yang sedang merasakan ekonominya sakit besar, mungkin memberi mereka dorongan untuk mengambil beberapa tindakan positif dalam pemotongan produksi," ia memperingatkan.
James Williams dari WTRG Economics mengatakan pasar minyak mungkin akan diperdagangkan secara bergelombang menjelang pertemuan itu.
"Antara sekarang dan pertemuan Doha, kita akan melihat pasar naik dan turun banyak bergantung pada apa yang dikatakan anggota OPEC," tambahnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah