Suara.com - Saat ini, Kota Banyuwangi, Jawa Timur menjadi tujuan wisata. Bukan saja para turis domestik, tapi juga mancanegara.
Dulu Banyuwangi tidak dikenal. Kota di timur Pulau Jawa ini hanya sekadar lokasi transit bagi mereka yang menggunakan jalur darat menuju ke Bali. Kemiskinan penduduknya relatif tinggi, sekitar 20,09 persen.
Kondisi ini kini telah bertransformasi. Dalam 10 tahun belakangan, Banyuwangi telah berubah menjadi salah satu daerah yang diperhitungkan di level nasional, bahkan internasional. Keberhasilan transformasi itu merupakan hasil inovasi, kolaborasi kreatif dan strategi marketing yang mumpuni.
Di Banyuwangi, inovasi menjadi denyut jantung keberhasilan berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, lingkungan, kesehatan, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan hingga tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
"Banyuwangi kini terlihat berbeda. Setelah 2 periode kepemimpinan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, kini Banyuwangi bukan lagi kota miskin di Indonesia. Kota ini mengembangkan diri dalam hal pariwisata dan mengalami kemajuan dalam hal ekonomi," kata Ketua PP ISEI dan Ketua SBSI, M. Edhie, di Politeknik Negeri Banyuwangi, Senin (15/2/2021).
Pernyataannya ini diungkapkannya dalam Webinar Pengantar Purna Bhakti Bupati Banyuwangi 2010-2021 bertema "Refleksi 10 Tahun Perjalanan Banyuwangi", dalam bendah buku Creative Collaboration, Anti-Mainstream Marketing, dan Inovasi Banyuwangi.
Dalam 10 tahun perjalanan transformasi Banyuwangi disebutkan, perubahan positif telah membuka selimut hitam penutup aura Banyuwangi. Seiring berjalannya waktu, warga Banyuwangi tak lagi malu mengakui identitasnya, bahkan kini mereka bangga menjadi bagian dari Banyuwangi.
Ketiga buku yang ditulis Bupati Banyuwangi ini menjelaskan berbagai upaya yang dilakukannya, agar Banyuwangi naik kelas. Salah satu keberhasilan Banyuwangi adalah mempersembahkan kawasan wisata bertaraf internasional.
"Banyuwangi memiliki Alas Purwo, lokasi wisata yang sangat natural dan berada di kawasan terpencil. Inilah salah satu kekuatan Banyuwangi, mampu memunculkan kawasan-kawasan terpencil untuk dijual sebagai kawasan wisata premium, yang dicari bule-bule," ujar Yuswohady dari Inventure Indonesia.
Baca Juga: Siap Cetak SDM Pariwisata Unggul, BLK Banyuwangi Sediakan Pelatihan Gratis
Untuk mendukung seluruh visi dan misinya untuk Banyuwangi, Azwar Anas mengatakan, pihaknya didukung oleh tim yang mampu mewujudkan itu semua. Salah satu upaya yang berhasil diraih adalah menurunkan angka kemiskinan menjadi 7,5 persen, dari yang sebelumnya 20,09 persen.
"Ini semua merupakan hasil kerja sama tim inti, yang antara lain berasal dari pengusaha, perbankan, hingga universitas," ujar Azwar Anas.
"Jika dulu di income per kapita Banyuwangi berada di bawah Rp 20 juta (per orang per tahun), dengan cara yang dikerjakan bersama, antara lain dengan pembangunan homestay dari masyarakat, maka Banyuwangi kini bisa mencapai income per kapita Rp 51,8 juta per orang per tahun," tambahnya.
Bukti Banyuwangi telah sukses meraih transformasi juga diwujudkan dengan berbagai penghargaan yang diraih, baik dari dalam maupun luar negeri. Penghargaan-penghargaan itu antara lain, Penghargaan Perencanaan Pembangunan Daerah Terbaik, ASEAN Tourism Standard Award kategori Clean Tourist City, UNWTO Awards for Innovation in Public Policy Governance dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan predikat A selama 4 tahun berturut-turut, Opini WTP dari BPK selama 8 tahun berturut-turut. Saat ini, Banyuwangi telah dianugerahi lebih dari 200 penghargaan.
Berita Terkait
-
Fakta Baru, Koin Kuno Banyuwangi Dari Dinasti Sung Dipakai Zaman Majapahit
-
Penjual Daging Ayam di Banyuwangi Ini Beri Diskon Warga Terdampak Pandemi
-
Amazing! Melongok Wisata 'Ndeso' Banyuwangi yang Lagi Ngehits Saat Ini
-
Dua Kawasan Pantai di Buleleng Akan Dirombak, Ini Alasannya
-
Keunikan 5 Pasar Tradisional di Kota Makassar, Bisa Jadi Tujuan Wisata
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Alasan Menteri Maruarar Sirait Minta SLIK OJK Dihapus atau Pemutihan Pinjol
-
Pesan Bahlil untuk Shell dan Vivo: Walaupun Tidak Menjual Bensin, Kebutuhan Rakyat Tersedia
-
BRI Peduli Sumbang Mobil Operasional Demi Peningkatan Mutu Pendidikan
-
Akui Ada Pengajuan Izin Bursa Kripto Baru, OJK: Prosesnya Masih Panjang
-
Saham AS Jeblok, Bitcoin Anjlok ke Level Terendah 7 Bulan!
-
Baru 3,18 Juta Akun Terdaftar, Kemenkeu Wajibkan ASN-TNI-Polri Aktivasi Coretax 31 Desember
-
BUMN-Swasta Mulai Kolaborasi Perkuat Sistem Logistik Nasional
-
IHSG Lesu Imbas Sentimen Global, Apa Saja Saham yang Top Gainers Hari Ini
-
Gaji PNS Naik Tahun Depan? Ini Syarat dari Kemenkeu
-
Menkeu Purbaya Yakin Sisa Anggaran Kementerian 2025 Lebihi Rp 3,5 Triliun