Suara.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi membeberkan penyebab harga cabai rawit merah melambung tinggi. Salah satunya, karena adanya kerusakan panen di berbagai daerah.
Menurut Lutfi, kerusakan panen tersebut lumayan besar, bahkan salah satu daerah lebih dari 50 persen cabai rawit yang siap panen rusak.
"Sebelum panen di Tuban, Kediri dan Blitar terjadi kerusakan panen 40 persen dan di Wajo Sulsel terjadi kerusakan 70 persen. Karena itu harga cabai merah besar, cabe merah keriting dan cabe rawit merah itu terjadi kenaikan harga stabil tapi tinggi," ujar Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (15/3/2021).
Kendati begitu, Mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat ini mengklaim, harga cabai merah cendurung turun setiap harinya.
Berdasarkan pemantauan harga oleh Kementerian Perdagangan harga cabai rawit per 12 Maret 2021 mulai turun sebesar Rp 96.247 per kilogram dibandingkan pada 10 Maret sebesar Rp 96.717 per kilogram.
"Sekarang ada tren menurun. Kenapa menurun? karena mulai panen," ucap dia.
Lutfi menambahkan, panen tersebut terjadi di sentra-sentra pertanian cabai merah, seperti sentra Jawa Timur yang luasnya 9.400 hektare (ha), di Blitar 2.800 ha, di Kediri 1.800 ha, serta Malang 1.800.
"Artinya, tren penurunan antara 10-12 Maret ini akan terus menjadi penurunan. Dan yang saya takutkan ketika hadapi bulan puasa dan Idulfitri malah terjadi cabe panen raya besar dan harganya di bawah standar yang kita tentukan," kata dia.
Harga cabai di pasar tradisional di Kabupaten Tegal dan Kota Tegal melonjak hingga mencapai Rp110 ribu per kilogram (kg). Kenaikan harga ini berdampak kepada penjual nasi ponggol.
Baca Juga: Harga Cabai Tembus Rp110 Ribu Per Kg, Nasi Ponggol Tegal Tak Lagi Pedas
Nasi ponggol merupakan makanan khas Tegal berupa nasi yang dibungkus daun pisang dengan lauk antara lain sambal goreng tempe. Penjual nasi ponggol banyak dijumpai terutama pada pagi hari.
Salah satu penjual nasi ponggol di Kabupaten Tegal, Daryuni, 45, mengatakan, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan menjadi lebih dari Rp100 ribu per kg.
Dia pun terpaksa mengurangi rasa pedas pada nasi ponggol yang biasa dijualnya tiap pagi hari agar tidak diprotes pembeli.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025