Suara.com - Harga minyak dunia melonjak ke level tertingginya dalam tiga tahun terakhir setelah OPEC Plus mengkonfirmasi akan tetap pada kebijakan produksinya.
Keputusan kartel produsen itu untuk terus meningkatkan produksi minyak secara bertahap mengirim harga naik tajam, menambah tekanan inflasi yang dikhawatirkan negara-negara konsumen akan menggagalkan pemulihan ekonomi dari pandemi.
Juli lalu, OPEC Plus setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan hingga setidaknya April 2022 untuk menghapus pengurangan produksi 5,8 juta barel per hari.
Mengutip CNBC, Selasa (5/10/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung USD1,98, atau 2,5 persen menjadi USD81,26 per barel. Brent naik 1,5 persen pekan lalu untuk kenaikan mingguan keempat berturut-turut, dan kembali ke posisi tertinggi yang terakhir terlihat pada 2018.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melesat USD1,74, atau 2,3 persen menjadi USD77,62 per barel setelah menguat selama enam minggu terakhir, dan berada di level tertinggi sejak 2014.
"Mengingat gambaran permintaan dan hasil pertemuan OPEC , sentimen keseluruhan seputar minyak mentah adalah bullish," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.
Permintaan batu bara dan gas alam melampaui level tertinggi sebelum Covid-19 dengan minyak sangat tertinggal, menurut pengawas energi, Badan Energi Internasional.
Tiga perempat dari permintaan energi global masih dipenuhi bahan bakar fosil, dengan kurang dari seperlimanya oleh energi terbarukan non-nuklir.
OPEC Plus, kelompok yang terdiri dari Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, mendapatkan tekanan dari beberapa negara untuk menambah lebih banyak barel ke pasar karena permintaan pulih lebih cepat dari ekspektasi di beberapa bagian dunia.
Baca Juga: OPEC+ Tahan Pasokan, Harga Minyak Dunia Naik
Reli harga minyak juga didorong kenaikan harga gas, yang melonjak 300 persen mendorong peralihan ke bahan bakar minyak dan produk minyak mentah lainnya untuk menghasilkan listrik dan bagi kebutuhan industri lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Ada 7 Bank Bangkrut di Indonesia Sepanjang 2025, Terbaru BPR Bumi Pendawa Raharja
-
Kejar Daya Saing Ekonomi Berbasis Inovasi, UNSIALLDikti Dorong Kampus Masuk Peringkat Global WURI
-
Lebih dari 2 Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali
-
Gaji PPPK Tidak Utuh? Cek Fakta dan Aturan Resminya
-
Inovasi Material Ramah Lingkungan Asal Indonesia di World Expo 2025 Osaka
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
BRI Rebranding Jadi Bank Universal Agar Lebih Dekat dengan Anak Muda
-
Kemenkeu Matangkan Regulasi Bea Keluar Batu Bara, Berlaku 1 Januari 2026
-
Cara Mengurus Pembatalan Cicilan Kendaraan di Adira Finance dan FIFGROUP
-
Pemerintah Tegaskan Tak Ada Impor Beras untuk Industri