- Pemerintah menolak usulan impor beras industri karena produksi domestik dinilai sanggup penuhi kebutuhan nasional.
- Deputi Kemenko Pangan, Tatang Yuliono, menyatakan stok beras nasional surplus sekitar 4,7 juta ton.
- Keputusan ini diambil saat rapat koordinasi di Jakarta pada Selasa, 16 Desember 2025, demi swasembada.
Suara.com - Pemerintah menolak usulan impor beras untuk kebutuhan industri. Keputusan itu diambil setelah pemerintah menilai kapasitas produksi dalam negeri dinilai masih mampu memenuhi kebutuhan nasional.
Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Pangan, Tatang Yuliono, mengatakan stok beras saat ini memungkinkan untuk melakukan swasembada pangan.
Menurut dia, pemerintah memilih mengandalkan pasokan dari dalam negeri dibanding membuka keran impor.
"Beras untuk kebutuhan industri, karena kita sanggup memenuhi, sehingga usulan yang dari teman-teman di Perindustrian, sementara kita tidak berikan dulu, kita semuanya bisa swasembada," ujar Tatang saat ditemui usai rapat koordinasi terbatas di Kantor Kementerian Bidang Pangan, Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Ia menyebut, usulan impor beras yang diajukan pelaku industri cukup signifikan. Namun, pemerintah memutuskan tidak menindaklanjuti permintaan tersebut.
"Untuk yang beras, usulan dari temen-temen Industri sebesar 380.952. Kemudian kita tidak berikan untuk importasinya, Kita akan penuhi dari dalam negeri," tegasnya.
Pemerintah juga memastikan tidak ada celah impor untuk beras konsumsi. Tatang menepis kemungkinan adanya impor beras yang masuk di luar mekanisme resmi.
"Tidak ada, tidak boleh. Pokoknya beras kita sudah swasembada, Dan tidak ada importasi untuk beras konsumsi sama sekali," bebernya.
Sebagai informasi, stok beras nasional saat ini berada dalam situasi surplus. Berdasarkan data terkini, stok beras nasional disebut mencapai surplus sekitar 4,7 juta ton, yang menjadi salah satu dasar kuat bagi pemerintah untuk menutup opsi impor.
Baca Juga: Danantara Diharapkan Orkestrasi Ekosistem Industri Baru di Tanah Air
Surplus tersebut dinilai cukup untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di dalam negeri, sekaligus mendukung kebijakan swasembada pangan yang tengah didorong pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Cara Mengurus Pembatalan Cicilan Kendaraan di Adira Finance dan FIFGROUP
-
CIMB Niaga Sekuritas Kedatangan Bos Baru, Ini Daftar Jajaran Direksi Teranyar
-
Eri Budiono Lapor: Bank Neo Kempit Laba Rp517 Miliar Hingga Oktober 2025
-
IPO SUPA: Ritel Cuma Dapat 3-9 Lot Saham, Ini Penjelasan Lengkapnya
-
OJK Akan Tertibkan Debt Collector, Kreditur Diminta Ikut Tanggung Jawab
-
Mengenal Flexible Futures Pada Bittime untuk Trading Kripto
-
Pemerintah Diminta Tak Terbitkan Kebijakan Rokok yang Rugikan Banyak Pihak
-
7 Poin Relaksasi KUR Korban Bencana Sumatra, Bebas Angsuran Pokok Hingga Subsidi
-
Sinarmas Investama Abadi Bagikan Dividen Jelang Pergantian Tahun
-
IHSG Menuju 9.000, Mengapa To The Moon Sering Disebut? Siapa Paling Untung?