Suara.com - Pemerintah Indonesia gencar mendukung penerapan ekonomi hijau, salah satunya dengan pengelolaan sampah plastik agar lebih memiliki nilai tambah yang lebih ekonomis.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Rofi Alhanif mengatakan Indonesia membutuhkan sedikitnya USD5,1 miliar atau sekitar Rp72,4 triliun (Rp14,200) untuk mengelola sampak plastik.
"Penyelesaian sampah plastik memerlukan investasi baik fisik maupun operasional sebesar USD5,1 miliar," kata Rofi dalam sebuah webinar bertajuk "Menuju Transformasi Ekonomi Hijau" yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen, Rabu (16/3/2022).
Menurut dia pengelolaan sampah saat ini sejalan dengan program pemerintah dalam hal penerapan ekonomi hijau. Selain itu manfaat penerapan ekonomi hijau ini juga akan dirasakan oleh masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan nilai investasi dalam pengelolaan sampah plastik ini bisa menciptakan 150 ribu pekerja formal dan 3,3 juta pekerja informal pada industri pengelolaan plastik.
"Kalau kita bisa mengelola sampah plastik ini secara sirkular dan ekonomi hijau akan melindungi lingkungan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Rofi.
Berdasarkan perhitungan National Plastic Action Partnership, Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik per tahun dengan 10 persen, di antaranya sampai ke laut. Apabila masalah ini tidak segera diselesaikan, jumlah sampah plastik di laut diprediksi mencapai 780.000 ton pada 2025.
Saat ini, pemerintah Indonesia kata dia telah membuat sejumlah skenario untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di laut dengan target pengurangan 70 persen dalam waktu tiga tahun ke depan.
Terdapat lima strategi untuk menangani sampah di laut, yakni gerakan nasional peduli sampah laut, pengendalian sampah pada daerah aliran sungai hingga industri, pengelolaan sampah plastik, diversifikasi skema pendanaan, dan memacu inovasi pengelolaan melalui riset dan pengembangan.
Baca Juga: Garut Bangun Jalan Pakai Aspal Plastik, Wakil Bupati Helmi Budiman: Lebih Kuat
Pemerintah mengklaim telah menurunkan 15,3 persen sampah plastik di laut dalam rentang waktu 2018-2020, yang sebelumnya ada 615.674 ton menjadi 531.540 ton sampah plastik.
"Hitungan kami hingga akhir Desember 2021 mungkin bisa sampai minimal 25-30 persen akumulasi selama tiga tahun. Kalau tren kenaikan ini terus berlanjut mudah-mudahan target 70 persen pada 2025 bisa tercapai," katanya.
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya