Suara.com - Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak buruk terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hasil survei beberapa lembaga seperti BPS, Bappenas, dan World Bank menunjukkan pandemi menyebabkan banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas, dan gaji karyawan.
Beberapa diantaranya sampai harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi, dan produksi terhambat.
Untuk melewati pandemi, UMKM mengandalkan bantuan pemerintah. Indonesia telah menyediakan insentif dukungan bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2020 dengan realisasi penyaluran sebesar Rp 112,84 triliun telah dinikmati oleh lebih dari 30 juta UMKM. Sementara untuk tahun 2021, Pemerintah menganggarkan PEN sebesar Rp 121,90 triliun untuk menjaga kelanjutan momentum pemulihan ekonomi.
Titik cerah pemulihan ekonomi tiba sejak tongkat estafet Presidensi G20 diberikan ke Indonesia akhir Oktober 2021, Presiden Joko Widodo berharap kesempatan ini digunakan secara maksimal.
“Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata. Indonesia siap berkolaborasi dan menggalang kekuatan sehingga masyarakat dunia dapat merasakan dampak positif dari kerja sama ini. Indonesia juga harus menghasilkan terobosan-terobosan besar dari forum G20,” kata Presiden Jokowi.
Adapun substansi dari G20 terdiri dari jalur keuangan (Finance Track) dan jalur non-keuangan (Sherpa Track). Isu yang dibahas pada Sherpa Track terkait sektor riil, antara lain tentang kesehatan, ketenagakerjaan, perdagangan-investasi-industri, ekonomi digital, pariwisata, energi dan lingkungan, pembangunan, antikorupsi, serta pemberdayaan perempuan dan pemuda.
Menangkap isu-isu yang menjadi perhatian seri G20, Tempo BNI TheI Bilateral Forum 2022 pun digelar. Ada tiga sesi dalam forum ini yaitu sesi pertama pukul 10.00-12.00 dengan tema “Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam Pembangunan Ekonomi”. Sesi kedua pada pukul 13.00 – 15.00 dengan tema “Pemulihan Ekonomi Setelah Pandemi”, sementara sesi ketiga pada 16.00 – 18.00 dengan tema “Pemulihan Ekonomi melalui Pariwisata dan Manufaktur.”
Tempo BNI The Bilateral Forum 2022 dibuka oleh Menteri Kordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Direktur Utama Tempo Media Group Arif Zulkifli. Pada sesi pertama yang dimoderatori Direktur Tempo.co A A. Wahyu Dhyatmika. Pada sesi ini Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM, Duta Besar India untuk Indonesia Manoj Kumar Bharti, dan Direktur Bisnis UMKM BNI Muhanmad Iqbal.
Sementara pada sesi kedua Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sebagai pembicara utama. Dilanjutkan dengan para pembicara lainnya yaitu Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen. Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel, Operating Partner East Ventures David Audy , serta Kepala Bapedda Kota Makassar Firman Hamid.
Baca Juga: Menkominfo: Candi Prambanan Jadi Inspirasi Presidensi G20 Indonesia
Pada sesi ketiga, Tempo BNI Bilateral Forum 2022 dimoderatori Melissa Karim dengan pembicara utama dan panelis Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno dan Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan, dilanjutkan dengan pembicara dari Bank Indonesia I GP Wira Kusuma, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Rob Fenn, dan Puteri Pariwisata Bangka Belitung 2017 Banadhi Kurnia Dewi.
Adanya Tempo BNI Bilateral Forum diharapkan memberikan pemahaman yang luas dari para pemangku kepentingan tentang strategi kebijakan dan perjanjian bilateral antara sesama negara G20 mengenai ekonomi. Selain itu, forum ini juga diharapkan dapat memberikan masukan dan dukungan kepada pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, dan investor pada UKM, perbankan, pariwisata, dan industri manufaktur. Wawasan dari forum ini juga akan memandu investor dalam menavigasi bisnis mereka di era pasca pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah