Suara.com - Amerika Serikat (AS) secara teori telah terjerumus ke dalam resesi ekonomi setelah mencatatkan dua kali berturut-turut pertumbuhan negatif dalam dua kuartal dalam tahun yang sama. Dampak resesi AS ke Indonesia bisa sangat terasa dalam waktu dekat.
Biro Statistik Amerika Serikat mengumumkan produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal II/2022 mengalami kontraksi atau negatif 0,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Padahal di kuartal I/2022 yoy, pertumbuhannya pun tercatat negatif 1,6%. Walau bukti ini telah dikemukakan Biro Statistik, Menteri Keuangan Janet Yellen membantah negaranya jatuh dalam jurang resesi.
Menurut Yellen resesi tidak hanya disimpulkan dari segi pertumbuhan PDB. Faktor-faktor yang lebih luas mesti dilihat seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), penutupan bisnis, dan penurunan daya beli rumah tangga masyarakat. Kendati begitu, Yellen mengakui AS kini mengalami inflasi sekitar 9% sejak Juni 2022 lalu. Berikut ini dampak-dampak resesi ekonomi yang akan berimbas ke Indonesia.
1. Ekspor
Resesi di Amerika Serikat akan membuat daya beli masyarakat menurun. Padahal, Amerika Serikat merupakan mitra utama Indonesia dalam perdagangan internasional.
Beberapa jenis barang ekspor yang diprediksi akan mengalami penurunan permintaan adalah tekstil, pakaian jadi, maupun olahan kulit. Meski saat ini belum terjadi, buktinya dalam goncangan ekonomi Amerika Serikat yang terjadi pada 2020 lalu membuat negara ini mengalami defisit perdagangan dari Indonesia sebesar 12,39 miliar dolar.
2. Investasi
Investor akan cenderung mengurangi nilai investasi mereka kepada produk-produk berisiko tinggi seperti saham. Mereka akan khawatir harga-harga saham di Wall Street yang anjlok juga akan berpengaruh terhadap harga di Indonesia. Sebelumnya hal ini sudah terbukti dalam penawaran saham GOTO yang ikut anjlok akibat anjloknya nilai saham di Amerika Serikat.
3. Depresi Ekonomi
Baca Juga: Ditemukan Jenis Bakteri Mematikan untuk Pertama Kalinya di AS, Bisa Menyebabkan Melioidosis
Penurunan kegiatan ekonomi akibat resesi ekonomi bukan tidak mungkin akan menimbulkan depresi. Depresi ekonomi ditandai dengan resesi yang lebih parah sehingga membuat perusahaan bangkrut, investasi gagal, dan banyak pengangguran.
Jika hal ini terjadi, maka negara akan kehilangan sumber pemasukan. Efeknya akan mempengaruhi perdagangan di seluruh dunia terganggu mengingat dolar Amerika adalah mata uang yang digunakan dalam perdagangan internasional.
4. Industri
Jika resesi ekonomi terus-terusan terjadi, industri di Indonesia juga akan ikut melemah. Produk-produk ekspor seperti kelapa sawit dan furniture akan anjlok. Selain itu di sektor impor, Indonesia tidak bisa lagi mendatangkan beragam kebutuhan dari luar negeri seperti bahan bakar pesawat dan aneka bahan kimia.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Inflasi AS Tertinggi dalam 40 Tahun, Menkeu Khawatir Ekspor dan Harga Komoditas Anjlok
-
Arsy Hermansyah Ikut Ajang Nyanyi Internasional, Sudah Masuk Semi Final Kalahkan Ratusan Peserta Lain
-
Ungkap Dunia Tidak Baik-baik Saja, Sri Mulyani Tak Kaget AS Masuk Jurang Resesi
-
Ekonomi AS Masuk Jurang Resesi, Menkeu Sri Mulyani Ungkap Dampaknya Bagi Indonesia
-
Ditemukan Jenis Bakteri Mematikan untuk Pertama Kalinya di AS, Bisa Menyebabkan Melioidosis
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025