Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan transformasi digital tidak boleh ditunda, mengingat manfaatnya yang begitu luas dalam hal memaksimalkan seluruh program yang masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sebagai contoh kata dia, meski Indonesia mengalami pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir tetapi porsi anggaran untuk mendukung transformasi digital tidak berkurang, justru anggarannya meningkat.
"Ini merupakan suatu bukti bahwa pemerintah melihat fondasi untuk membangun transformasi melalui digitalisasi, dan investasi infrastruktur digital adalah keharusan yang tidak boleh ditunda dan tidak boleh dikorbankan," kata Sri Mulyani dalam webinar bertajuk 'Digitalisasi Sebagai Sarana Pencegahan Korupsi' pada Rabu (3/8/2022).
Dikatakan Sri Mulyani selama pandemi Covid-19 anggaran seluruh kementerian/lembaga harus dipangkas habis untuk mengatasi pendemi, terkecuali sektor kesehatan.
Tetapi kata dia ada sektor lain yang anggarannya justru meningkat, yakni sektor transformasi digital dimana pemerintah melakukan investasi yang begitu besar dalam sektor ini selama pandemi Covid-19.
Mengingat selama pandemi, hampir kegiatan masyarakat dilakukan tanpa tetapi muka alias secara digitalisasi untuk menghindari penyebaran virus corona kala itu.
Tak heran kata dia alokasi anggaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di APBN naik drastis sejak tahun 2020, yaitu hingga 73 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp5,3 triliun, menjadi Rp20 triliun.
"Kemudian tahun 2021 naik lagi ke Rp 26 triliun, dan kemudian naik ke Rp 27 triliun pada tahun 2022," katanya.
Dirinya juga menyebutkan, kenaikan anggaran Kominfo ditujukan untuk pembangunan pondasi infrastruktur digital, termasuk membangun Base Transceiver Station (BTS) 4G di 4.200 desa.
Baca Juga: Anggaran Kominfo Tahun Ini Jadi Rp27 Triliun, Naik 5 Kali Lipat Dibanding 2019
"Kita juga terus mebangun agar daerah-daerah terluar, tertinggal, dan terdepan menjadi prioritas sehingga mereka juga bisa menikmati apa yang disebut transformasi digital," jelas Sri Mulyani.
Selain itu, sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden Jokowi, anggaran Kominfo untuk mengembangkan transformasi digital juga ditujukan untuk meminimalisasi peluang terjadinya korupsi yang bisa mengurangi penerimaan negara.
"Antara lain dengan membangun platform digital yang mempersempit dan mengurangi kemungkinan terjadinya praktik bisnis yang tidak baik, yaitu terjadinya korupsi atau dalam hal ini kompromi terhadap integritas," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun