Suara.com - Harga emas dunia naik pada perdagangan hari Rabu, karena dolar yang bergerak melemah dari awal sesi, sementara investor menantikan acara Simposium Jackson Hole untuk petunjuk tentang kenaikan suku bunga.
Simposium acara tahunan tersebut dihadiri oleh pimpinan bank sentral, menteri keuangan, akademisi hingga praktisi pasar finansial dari berbagai negara.
Pertemuan ini diadakan oleh Federal Reserve (The Fed) wilayah Kansas City di wilayah Jackson Hole, Wyoming.
Mengutip CNBC, Kamis (25/8/2022) harga emas di pasar spot naik 0,24 persen ke level USD 1.751,85 per ounce pada pukul 4:00 sore ET. Harga emas telah naik 1 persen di sesi sebelumnya.
Sedangkan harga emas berjangka AS naik menjadi USD 1.765,5.
Salah satu yang membuat harga emas berbalik arah usai penurunan di awal perdagangan yaitu terhentinya kurs dolar di sekitar level 108,6, setelah naik setinggi 109,112 di awal sesi.
Membantu emas membalikkan beberapa penurunan awal, Indeks Dolar (Indeks DXY) terhenti di sekitar level 108,6, setelah melejit setingginya 109,112 di awal sesi.
Dolar yang lebih kuat cenderung menumpulkan selera untuk emas di antara pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Pasar relatif sepi. Trader logam menunggu apa yang keluar dari pertemuan Jackson Hole dan ingin tahu lebih banyak tentang jalur kenaikan suku bunga Fed," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
Baca Juga: Duduk Perkara PT Antam Harus Bayar 1.136 Emas Batangan kepada Crazy Rich Surabaya
Pelaku pasar menunggu pidato Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, di Jackson Hole Economic Policy Symposium, Jumat. Pidato tersebut dapat menyoroti jalur pengetatan kebijakan moneter The Fed.
Emas cenderung berkinerja buruk jika suku bunga naik, karena tidak memberikan imbal hasil.
"Apakah emas menembus USD1.730 atau tidak mungkin tergantung pada apa yang Powell katakan, serta apakah trader berminat untuk mendengarkan, jika dia tetap berpegang pada pandangan hawkish rekannya," ujar Craig Erlam, analis OANDA.
Investor juga menunggu perkiraan produk domestik bruto kuartal kedua Amerika, dan data belanja konsumen Juli yang akan dirilis pekan ini.
Sementara itu harga perak di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD19,03 per ounce.
Platinum melemah 0,6 persen menjadi USD874,64 per ounce sementara paladium melambung 2,5 persen menjadi USD2.029,21.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah