Suara.com - Para perempuan milenial di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mendapat pelatihan mengolah daun nyiur atau kelapa menjadi produk rumah tangga yang bernilai ekonomis.
Edukasi tersebut digagas oleh Srikandi Ganjar Kalimantan Barat atas komitmennya memberikan manfaat kepada seluruh perempuan agar bisa kreatif, mandiri, dan berdaya.
Dusun Mentara, Desa Nanga Kalis, Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat menjadi titik lokasi pelatihan pembuatan sapu lidi dari daun nyiur dengan pengrajin profesional itu berlangsung.
"Jadi, sebenarnya Srikandi Ganjar Kalbar menginisiasi kegiatan ini terutama di Kapuas Hulu karena kita merasa bahwa perempuan milenial yang ada sekarang ini perlu untuk diberdayakan," ucap Koordinator Wilayah Srikandi Ganjar Kalbar, Putri Adelia ditulis Jumat (19/5/2023).
Wanita yang akrab disapa Adel itu menyebut bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sapu lidi pun sangat mudah ditemukan.
Hal ini lantaran kawasan Kapuas Hulu memang memiliki komoditas perkebunan yang melimpah, di antaranya kelapa dan kelapa sawit.
Para perempuan milenial itu begitu menikmati setiap proses pembuatan sapu lidi, mulai dari menyiapkan daun nyiur, merautnya satu demi satu, hingga mengikatnya menjadi satu.
"Kan, ada banyak banget nih sumber inovasi yang bisa dilakukan dan salah satunya kami mengadakan pelatihan ini pembuatan sapu lidi supaya nanti bisa dikembangkan dan dijual," ungkap dia.
Meski terdengar simpel, pada sejumlah daerah di Indonesia produk sapu lidi dari bahan daun kelapa atau nyiur berhasil menembus pasar internasional.
Baca Juga: Petugas Kesulitan Padamkan Kebakaran Gudang Oli Bekas dan Rumah Warga di Tangerang
Selayaknya garda perempuan milenial, loyalis Ganjar Pranowo itu memproyeksikan dalam kegiatan selanjutnya bakal terus mengasah kreativitas dan inovasi perempuan-perempuan di 14 kota/kabupaten Provinsi Kalimantan Barat.
Salah satu peserta, Nabila (17) mengaku adanya pelatihan ini dapat mendorong kreativitas perempuan milenial guna mengoptimalkan keanekaragaman hayati menjadi suatu barang bernilai ekonomis.
"Menurut saya kegiatan hari ini sangat seru, menginspirasi banyak perempuan, menambah wawasan dan menambah penghasilan di kehidupan sehari-hari karena sapu lidi ini bisa dijual," kata Nabila.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Wamen ESDM: Investasi Hilirasi Nikel Diproyeksikan Tembus USD 618 Miliar pada 2040
-
Mulai Tahun Depan Nasabah Asuransi Kesehatan Ikut Bayar Klaim, Siapa Untung?
-
Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
-
Cadangan RI Berkurang Jadi Alasan Purbaya Tarik Bea Keluar Emas Tahun Depan
-
Menkeu Purbaya Ungkap Program Hilirisasi Mulai Berdampak ke PDB, Ini Datanya
-
Saham GOTO Diborong Asing, Net Foreign Buy Jumbo Sambut Dirut Baru
-
Bupati Aceh Selatan Umrah di Tengah Bencana, Mirwan MS Punya Harta Rp25,9 Miliar
-
Antrean KJP Online Sampai Tanggal Berapa? Cek Batas Akhir Pendaftaran Sembako
-
MarkPlus Conference 2026 Resmi Hadir, Momentum Strategis di Tengah Gelombang AI dan Dinamika China
-
BRI Peduli Tanam 3.000 Pohon dan Bagikan Paket Sembako Senilai Rp1,5 Miliar di Bandung