Suara.com - Untuk pertama kalinya para Seniman dari Suku Kamoro, Provinsi Papua Tengah melakukan Lawatan Budaya ke Jawa Tengah pada 4-13 September 2024.
Mereka menampilkan kekayaan seni dan budaya Pesisir Selatan Papua dan berkolaborasi bersama para seniman lokal, dengan dukungan PT Freeport Indonesia.
Sebanyak delapan Seniman dari Suku Kamoro dengan didampingi Yayasan Maramowe Kamorowe (YMWK) Timika bersama Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti Foundation), Magelang, mengunjungi dua dusun di kawasan Candi Borobudur yakni Desa Kebonsari dan Desa Dukun. Di Desa Kebonsari, para seniman Kamoro untuk bertukar pengalaman dalam berkesenian bersama para seniman dari Komunitas Bambu. Mereka mengajarkan cara mengukir di atas bambu, membuat wayang siladan. Tim Maramowe juga mengajarkan cara membuat ukiran Kamoro dari kayu.
“Pertukaran budaya ini sangat berharga bagi kedua komunitas seniman. Kami berdialog dan bertukar pengalaman mengenai pemanfaatan bambu dan kayu sebagai karya seni. Di sisi lain, kunjungan ini memberi kami wawasan tentang pembentukan desa wisata dan pemasaran produk,” kata Founder Yayasan Maramowe, Luluk Intarti.
Kunjungan berikutnya adalah Sanggar Gadhung Sari, Desa Dukun, bertemu Ismanto seorang Seniman Lukis, Pemahat sekaligus Pemain Musik dan Penari. Seniman Kamoro diajarkan cara menyepuh alat pahat dan teknik mengukir dengan media batu. Di sanggar ini, Seniman Kamoro berkolaborasi dengan puluhan penari dan penabuh gendang cilik yang belajar di sanggar, menyajikan tari pergaulan “Taware” bagi warga desa yang antusias datang untuk bertemu seniman dari Papua.
Masih di Magelang, para Seniman Kamoro juga sukses menjadi bintang dalam Festival Bhumi Atsanti (FBA) 2024. Festival tahunan ini merupakan ajang bertemunya para seniman-seniman nasional dengan seniman di Jawa Tengah. Tema yang diusung tahun ini "Hayuning Roso", terinspirasi dari filosofi Jawa "Memayu Hayuning Bawana" yang bermakna mempercantik dunia.
Para Seniman Kamoro memperagakan bagaimana mengukir, menganyam, menampilkan pertunjukan tari dan lagu rakyat seperti Tari Mbikao atau topeng roh, Tari Yamate Eyaro dan nyanyian 'Wakuru' yang disambung dengan tari Wautu. Ada pula kolaborasi dengan Seniman asal Yogyakarta “D+ Project” membawakan lagu 'Nuru Ai Pani,' sebuah lagu rakyat Kamoro.
“Senang sekali berada di rumah budaya Bhumi Atsanti, semua peserta menerima kami dengan baik. Saya dan teman-teman Kamoro bisa kenal budaya lain, tukar pikiran dan belajar dari mereka. Kami juga perlihatkan budaya kami, orang Kamoro, bagaimana cara ukir, anyam, menari dan menyanyi,” tutur Ketua Yayasan Maramowe Herman Kiripi.
Direktur & EVP Sustainable Developmen PTFI, Claus Wamafma mengatakan Freeport Indonesia berkomitmen dapat terlibat secara konkret dalam upaya pelestarian budaya Suku Kamoro. “Lawatan budaya ke Jawa Tengah ini diharapkan dapat memberi pengalaman para Seniman Kamoro tampil di panggung budaya dan memperkenalkan keindahan seni Kamoro kepada publik yang lebih luas, menambah jaringan perkenalan dengan banyak seniman lokal dan komunitas seni, membuka ruang kolaborasi antar seniman, sekaligus bisa menjadi ajang saling belajar upaya mempromosikan budaya dan merangkul generasi muda sebagai pewaris tradisi," kata Claus.
Baca Juga: Anggota Polisi di Lanny Jaya Papua Tewas Ditembak OTK, Warga Sipil Jadi Korban
Setelah berpartisipasi dalam rangkaian acara di Festival Bhumi Atsanti di Magelang, para Seniman Kamoro melanjutkan lawatan budaya ke Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta (10-13 September). Di kampus ini, mereka membagi informasi dan berdiskusi dengan dosen tentang Budaya Suku Kamoro, serta praktik pendokumentasian tarian Kamoro bersama mahasiwsa sebagai upaya preservasi Budaya Kamoro melalui media audio visual. Kegiatan ini merupakan kerjasama berbagai jurusan di ISI Surakarta yang tergabung dalam Fakultas Seni Rupa dan Desain.
“Kegiatan ini menjadi kesempatan berharga untuk memperkuat hubungan antara seni tradisional dan akademis di ISI Surakarta,” kata Luluk.
Berita Terkait
-
Agar Aman dan Kuat, Relawan MeGe Siap Menangkan Meki Nawipa dan Deinas Geley di Pilkada Papua Tengah
-
Wilayah Pegunungan Tengah Sudah Dipastikan Unggul, Meki Nawipa Beri Pesan Khusus Untuk Warga Mimika
-
Relawan Me-Ge Di Dogiyai-Paniai Gelar Konsolidasi, Siap Menangkan Meki Nawipa Dan Deinas Geley
-
Isaias-Yustus Serahkan Aspirasi Bapaslon Jalur Independen, Begini Respons KPU Papua Tengah
-
KPU Papua Tengah Terima Aspirasi Dukungan Bakal Paslon Independen
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?