- Rupiah melemah 0,17 persen pada Senin (29/12/2025), dibuka pada level Rp6.773 per dolar AS.
- Mata uang Asia lainnya seperti baht Thailand dan peso Filipina juga mengalami pelemahan signifikan pada hari tersebut.
- Analis memprediksi rupiah akan terus melemah akibat kebijakan pemerintah, berpotensi mencapai Rp17.000 tanpa intervensi.
Suara.com - Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada pembukaan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar Senin (29/12/2025) dibuka pada level Rp6.773 Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah melemah 0,17 persen dibanding penutupan pada Rabu yang berada di level Rp16.765 per dolar AS.
Sedangkan, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.790 per dolar AS.
Pelemahan juga terjadi pada mata uang Asia. Salah satunya, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah anjlok 0,46 persen.
Disusul, peso Filipina yang tertekan 0,08 persen. Selanjutnya ada ringgit Malaysia dan yuan China yang sama-sama tergelincir 0,05 persen. Lalu, dolar Hongkong terkoreksi 0,0 4persen.
Sementara itu, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah menanjak 0,58 persen.
Kemudian ada yen Jepang yang naik 0,16 persen dan dolar Taiwan yang menguat tipis 0,04 persen.
Dalam hal ini, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan rupiah akan terus melemah dikarenakan beberapa faktor dari internal. Sebab, rupiah terbebani kebijakan pemerintah.
"Rupiah diperkirakan masih berpotensi melemah terhadap dolar AS, terbebani prospek kebijakan pelonggaran pemerintah dan BI. Rupiah juga diperkirakan akan volatile dalam perdagangan yang sepi akhir tahun. Range 16.700-16.800," katanya saat dihubungi Suara.com.
Baca Juga: Rupiah Terus Menguat, Dolar AS Melemah ke Level Rp16.765
Kata dia, rupiah juga bisa diramal Rp17.000 jika Bank Indonesia tidak melakukan intervensi. Pasalnya, rupiah masih melemah hingga akhir tahun nanti.
"Di atas Rp17.000 ribu pun wajar apabila kebijakan pelonggaran tetap jalan, kecuali data-data ekonomi dengan cepat merespon positif dan kuat, bila tidak, BI hanya bs mengintervensi rupiah," jelasnya.
Berita Terkait
-
Rupiah Mulai Bangkit, Didukung Pemangkasan Suku Bunga The Fed
-
Ditutup Terpuruk di Rabu Sore, Rupiah Diprediksi Terus Melemah Terhadap Dolar AS
-
Rupiah Kembali Merosot, Dolar Amerika Naik ke Rp16.694
-
Rekomendasi Website Terbaik untuk Cek Nilai Tukar Kurs USD ke IDR
-
Rupiah Berotot Tundukan Dolar AS di Level Rp 16.674 Hari Ini
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Cara Perusahaan BUMN Tingkatkan Keselamatan Industri Maritim
-
IHSG Dibuka Melesat Setelah Libur Panjang Natal, Cermati Saham-saham Ini
-
Kemenperin Gaspol Digitalisasi Industri, PIDI 4.0 Jadi Motor Transformasi Nasional
-
Wisatawan Asing Wajib Asuransi? OJK Buka Suara dan Beri Sinyal Dukungan
-
Sarinah Kebakaran di Area Fasad pada Minggu Malam, Tetap Beroperasi?
-
Panel BPN Catat Harga Pangan Turun, Cabai dan Beras Ikut Terkoreksi
-
Migas Jadi Kunci, Industri Lokal Bersiap Kuasai Proyek Strategis Nasional
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea