Bisnis / Makro
Senin, 29 Desember 2025 | 09:42 WIB
Petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing menunjukkan uang rupiah dan dolar AS. (Suara.com/Alfian Winanto)
Baca 10 detik
  • Rupiah melemah 0,17 persen pada Senin (29/12/2025), dibuka pada level Rp6.773 per dolar AS.
  • Mata uang Asia lainnya seperti baht Thailand dan peso Filipina juga mengalami pelemahan signifikan pada hari tersebut.
  • Analis memprediksi rupiah akan terus melemah akibat kebijakan pemerintah, berpotensi mencapai Rp17.000 tanpa intervensi.

Suara.com - Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada pembukaan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar Senin (29/12/2025) dibuka pada level Rp6.773 Amerika Serikat (AS).

Alhasil, rupiah melemah 0,17 persen dibanding penutupan pada Rabu yang berada di level Rp16.765 per dolar AS.

Sedangkan, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.790 per dolar AS.

Pelemahan juga terjadi pada mata uang Asia. Salah satunya, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah anjlok 0,46 persen.

Disusul, peso Filipina yang tertekan 0,08 persen. Selanjutnya ada ringgit Malaysia dan yuan China yang sama-sama tergelincir 0,05 persen. Lalu, dolar Hongkong terkoreksi 0,0 4persen.

Sementara itu, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah menanjak 0,58 persen.

Ilustrasi Yen. [Pixabay]

Kemudian ada yen Jepang yang naik 0,16 persen dan dolar Taiwan yang menguat tipis 0,04 persen.

Dalam hal ini, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan rupiah akan terus melemah dikarenakan beberapa faktor dari internal. Sebab, rupiah terbebani kebijakan pemerintah.

"Rupiah diperkirakan masih berpotensi melemah terhadap dolar AS, terbebani prospek kebijakan pelonggaran pemerintah dan BI. Rupiah juga diperkirakan akan volatile dalam perdagangan yang sepi akhir tahun. Range 16.700-16.800," katanya saat dihubungi Suara.com.

Baca Juga: Rupiah Terus Menguat, Dolar AS Melemah ke Level Rp16.765

Kata dia, rupiah juga bisa diramal Rp17.000 jika Bank Indonesia tidak melakukan intervensi. Pasalnya, rupiah masih melemah hingga akhir tahun nanti.

"Di atas Rp17.000 ribu pun wajar apabila kebijakan pelonggaran tetap jalan, kecuali data-data ekonomi dengan cepat merespon positif dan kuat, bila tidak, BI hanya bs mengintervensi rupiah," jelasnya.

Load More