Suara.com - Pengusaha baja industri yang tergabung dalam Indonesian Society of Steel Construction/ISSC mengeluhkan marakanya impor baja konstruksi siap pasangan dari Vienam dan China.
Ketua ISSC, Budi Harta Winata, mengatakan maraknya impor baja itu mengancam kelangsungan industri baja konstruksi dalam negeri dan merusak ekosistem rantai pasok nasional.
Pasalnya, industri baja konstruksi akan sepi permintaan yang bisa mengakibatkan pemutusan hubungan kerjar (PHK) para karyawannya.
"Nah, ketika itu masuk ke Indonesia, maka (para pelaku usaha lokal di) rantai pasoknya tidak akan dapat pekerjaan dari semua itu," ujarnya di Jakarta yang dikutip, Jumat (25/7/2025).
Budi menjelaskan, masuknya produk baja siap pasang dari luar negeri menyebabkan pelaku usaha lokal tidak lagi mendapat bagian dalam proses produksi dan pemasangan baja konstruksi, yang berdampak langsung pada keberlangsungan usaha serta lapangan kerja ribuan orang di sektor ini.
Itulah makanya kami di ISSC merasa khawatir, karena sekarang ini kita semua lagi krisis pekerjaan. Karena banyak produk konstruksi baja yang langsung masuk ke dalam negeri," katanya.
Menurutnya, pihak-pihak yang terdampak dalam rantai pasok industri baja mencakup pabrik penyedia material, ratusan fabrikator dari skala kecil hingga besar, serta penyedia bahan baku seperti Krakatau Steel, Gunung Garuda Steel, Lautan Steel, dan berbagai pelaku industri lainnya.
"Sehingga mereka tidak akan dapat kerjaan itu tadi, karena bajanya masuk langsung ke dalam negeri," bebernya.
Lebih lanjut, Budi membeberkan alasan di balik derasnya impor baja dari luar negeri, yaitu perbedaan harga yang cukup signifikan. Baja impor dinilai lebih murah dibanding produk lokal, meskipun dari sisi kualitas belum tentu memenuhi standar nasional seperti SNI 2020.
Baca Juga: BSN Tetapkan SNI Wadah Bersekat dari Baja Tahan Karat, Dukung Program Makan Bergizi Gratis
"Gampangnya begini, Indonesia kalau bikin martabak itu harus tujuh telurnya, itu aturan. Tapi (martabak) dari luar, bikin martabak dua telur saja itu kan pasti lebih murah. Makanya kita mesti kesetaraan spesifikasi juga," katanya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah perlu mengambil sikap tegas terhadap impor produk baja yang sebenarnya sudah bisa diproduksi di dalam negeri, demi menjaga keberlangsungan industri lokal dan melindungi tenaga kerja.
"Tapi apapun itu, barang yang bisa diproduksi di dalam negeri mestinya kan enggak boleh masuk (diimpor). Karena itu akan mengganggu rantai pasok dalam negeri dan bisa merugikan ribuan tenaga kerja di ekosistem tersebut," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
5 Opsi Leasing untuk Cicilan Mobil Baru dan Bekas, Bunga Rendah
-
LPKR Manfaatkan Momentum Tumbuhnya Sektor Properti untuk Cari Pundi-pundi Cuan
-
Intip Strategi PIS Kembangkan SDM di Sektor Migas dan Perkapalan