Suara.com - Kalangan ritel di dalam negeri di tengah hadapkan dengan fenomena masyarakat yang hanya berkunjung ke pusat perbelanjan tanpa membeli atau rombongan jarang beli (Rojali), serta masyarakat yang hanya nanya suatu barang tapi tidak membeli atau rombongan hanya nanya (Rohana).
Fenomena rojali dan rohana ini dikaitkan dengan daya beli yang turun, imbas masyarakat yang berhati-hati untuk berbelanja.
Namun, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, membantah fenomena Rojali dan Rohana, karena memang masyarakat tidak mampu untuk berbelanja. Sebab, berdasarkan data perekonomian konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen pada kuartal II tahun 2025.
Menurutnya, pergerakan pola konsumsi masyarakat yang membuat adanya dua fenomena tersebut.
"Kalau kita berkunjung ke mall itu tendensinya antara itu nonton bioskop, ataupun makan, kumpul dengan keluarga atau teman-teman. Jadi memang tempat untuk, bahkan to get rid of boredom. Kalau kita lagi bosan, kita ke mall. kan kayak begitu. memang ada keberpihakan seperti itu," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Roro menegaskan, tak semua masyarakat datang ke mal itu untuk berbelanja. Ia bilang, karakter masyarakat berkunjung ke mal berbeda-beda, ada yang berbelanja, tapi adapula yang hanya berkunjung untuk mencari makanan.
"Tapi ada juga di mana masyarakat memilih untuk berbelanja online. Secara online, platformnya sekarang juga sudah banyak sekali," bebernya.
Roro menuturkan, pemerintah memang tengah mempelajari gaya hidup masyarakat terkini. Sehingga, bisa mengeluarkan kebijakan yang terarah dan sesuai gaya hidup masyarakat.
" di samping itu, kita juga menyadari bahwa ada beberapa hari-hari besar. Jadi misalnya kemarin menjelang Idul Fitri, ataupun Nataru, akhir tahun ini kita juga akan ada skema diskon Hingga kemudian sekarang kita menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-80," ucapnya.
Baca Juga: Menko Airlangga Cari-cari Rojali dan Rohana di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Hanya Isu!
Roro menambahkan, dengan adanya diskon-diskon yang besar juga bisa memantik masyarakat untuk berbelanja kembali. Apalagi, produk yang dipotong harganya merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat.
"Bahwasannya kalau misalnya mau belanja, kita berikan diskon sekian persen, 80 persen hingga 80 persen, kan tadi seperti itu. Jadi memberikan opsi ini mudah-mudahan bisa meningkatkan daya beli masyarakat itu tadi," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun