Suara.com - Hari Jumat malam tanggal 23 Desember 2016 bisa jadi merupakan salah satu hari terburuk dalam hidup seorang penjaga gawang legendaris Juventus dan Italia, Gianluigi Buffon.
Betapa tidak, impiannya meraih trofi Piala Super Italia di laga ke-600 bersama Juventus harus dikubur dalam-dalam. Hal itu usai Juventus kalah dalam drama adu penalti melawan AC Milan.
Laga yang dilangsungkan di Jassim Bin Hammad, Doha, Uni Emirat Arab, harus dituntaskan lewat drama adu penalti setelah hingga waktu normal dan perpanjangan waktu 2x15 menit kedua klub tetap bermain imbang 1-1.
Dalam drama itu, Juventus menyerah 4-3 setelah dua penendang mereka, Mario Mandzukic dan Paulo Dybala gagal menjalankan tugasnya dengan baik.
Akibatnya, selain Buffon gagal wujudkan torehan manis di penampilan ke-600 bersama Juventus, dia pun gagal mencetak sejarah baru sebagai pemain yang paling banyak memenangi trofi Piala Super Italia.
Statistiknya kini masih tetap sama dengan Dejan Stankovic, yakni meraih enam gelar.
Kekecewaan lainnya yang dirasakan Buffon adalah, ini kali kedua Juventus gagal menang di Piala Super Italia akibat drama yang sama setelah yang pertama ketika hadapi Napoli, 22 Desember 2014.
Uniknya, kekalahan dari Napoli tersebut juga terjadi di arena yang sama. Saat itu, kedua tim harus menuntaskan laga lewat adu penalti setelah bermain imbang 2-2 hingga perpanjangan waktu. Di babak adu penalti Juventus menyerah 5-6.
Tak ayal, kondisi ini tak ubahnya seperti 'kutukan' bagi Buffon dan Juventus bermain di Stadion Jassim Bin Hammad.
Baca Juga: Gelandang MU Ini Dilirik Tim Lain, Mou: Saya Tak Akan Mencegahnya
"Milan berhasil menang dan bermain sangat baik dalam hal tertentu dan kami menyesal karena kejadian ini seperti dua tahun lalu dimana kami dipertemukan lagi dalam adu penalti dan gagal menyelesaikannya," kata Buffon.
"Kami benar-benar tidak mengerti, seharusnya kami bisa menang, karena Milan mengalami kesulitan di 25 menit pertama."
"Kami memiliki peluang cetak gol lagi, begitupun mereka, tapi kami harus berakhir seperti ini. Tahun 2016 kami berakhir dengan cara yang kami tak inginkan, tapi itulah sifat dari permainan--tak mudah ditebak," pungkas Buffon.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Media Belanda Soroti Calvin Verdonk dan Jay Idzes yang Pasang Badan untuk Erick Thohir
-
PSM Makassar Segera Umumkan Pelatih Baru, Punya Pengalaman di Asia hingga Eropa
-
Gasperini Wanti-wanti Roma Tak Remehkan Viktoria Plzen di Liga Europa
-
Isu Latih Timnas Indonesia, Gaji Akira Nishino Lebih Kecil dari Patrick Kluivert
-
Link Live Streaming Persib Bandung vs Selangor FC di AFC Champions League 2
-
Pelatih Selangor FC Andalkan Faisal Halim untuk Kalahkan Persib Bandung
-
5 Wonderkid Paling Berbahaya di SEA Games 2025, Rafael Struick Siap Buktikan Kelasnya!
-
Jam Berapa Persib Bandung vs Selangor FC di AFC Champions League Two 2025/2026 Hari Ini?
-
Profil Jaden Montnor, Pemain Keturunan Medan yang Berpeluang Mentas di Piala Dunia 2026
-
Eks Real Madrid Sepakat dengan Suporter Timnas Indonesia, Wajar Murka ke Patrick Kluivert