Di Piala Dunia 1979 U-20 Indonesia hanya bisa sampai fase grup setelah menghuni posisi juru kunci Grup B. Indonesia ketika itu harus bersaing melawan Argentina yang diperkuat oleh Diego Maradona, Polandia, dan Yugoslavia.
Bergabung dengan FIFA dan AFC
Keseriusan PSSi membangun sepak bola Indonesia terlihat pada tahun 1952. Di bawah pimpinan Maladi, PSSI resmi menjadi anggota Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Tidak sampai di situ, dua tahun setelahnya PSSI bergabung dengan AFC alias Konfederasi Sepak Bola di Asia.
Dualisme
PSSI bukan tanpa kejadian kontroversi, ada beberapa hal yang paling menarik perhatiannya. Salah satunya adalah dualisme kompetisi.
Kisruh internal di tubuh PSSI diawali dari bergulirnya Liga Primer Indonesia (LPI) pada awal 2011. LPI merupakan kompetisi di luar otoritas PSSI yang diakui FIFA.
Pembentukan LPI merupakan ketidakpuasan anggota PSSI. Pada perkembangannya, pembentukan LPI memisahkan dua kubu, yaitu mereka yang tetap bertahan di Indonesia Super League (ISL) dan mereka yang menginginkan gerakan revolusioner mengubah cara kerja PSSI dengan LPI-nya.
Dibekukan Pemerintah
Baca Juga: Komunikatif dengan Anggota, Wajib Hukumnya bagi Plt Sekjen PSSI
PSSI pernah dibekukan oleh pemerintah pada tahun 2015. Pembekuan dilakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui suratnya bernomor 0137 tahun 2015 dan ditandatangani Menteri Imam Nahrawi.
Alasannya, PSSI disebut-sebut mengabaikan dan tidak mematuhi kebijakan Pemerintah melalui Teguran Tertulis yang sudah tiga kali dilayangkan Kemenpora via BOPI.
Kala itu, PSSI yang tidak mengakui hasil rekomendasi BOPI untuk tidak meloloskan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya. Selain itu, pembekuan PSSI juga didasari karena alasan jadi sarang praktik judi dan pengaturan skor
Sanksi FIFA
Buntut pembekuan yang dilakukan oleh pemerintah berdampak besar. Federasi sepak bola dunia alias FIFA memberikan sanksi kepada Indonesia pada 30 Mei 2015.
Sanksi ini adalah buntut dari perseteruan antara PSSI dan pemerintah dalam hal ini kemenpora. FIFA menganggap pemerintah Indonesia sudah melakukan intervensi terhadap sepak bola Indonesia.
Berita Terkait
-
Makna Mendalam di Balik Desain Jersey Baru Timnas Indonesia
-
Komunikatif dengan Anggota, Wajib Hukumnya bagi Plt Sekjen PSSI
-
Pengganti Ratu Tisha, Plt Sekjen PSSI Segera Ditunjuk
-
Pemain Asing Dukung Wacana PSSI Gelar Turnamen Pengganti Liga 1 2020
-
Soal Pengganti Ratu Tisha, Anggota Exco Minta Waketum PSSI Pahami Statuta
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
Terkini
-
Penyebab Marselino Ferdinan Menghilang dari AS Trencin
-
TC Bulgaria Ditutup Kekalahan, Nova Arianto Beberkan Dua Masalah Timnas U-17 Jelang Piala Dunia
-
Johnny Jansen Bantah Bali United Gunakan Taktik Kotor Lawan Persija
-
3 Pemain Keturunan Batal Naturalisasi Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Kata-kata Jay Idzes Usai Bantu Sassuolo Menang Perdana di Serie A Italia
-
3 Fakta Menarik di Balik Kemenangan Borneo FC atas PSIM Yogyakarta
-
Momen Hancurnya Kevin Diks Jadi Benteng Rapuh Borussia Moenchengladbach
-
Profil Nicolas Jover, Pelatih Set Piece Arsenal yang Dikabarkan Gabung Rival Timnas Indonesia
-
Rizky Ridho Akhirnya Ungkap Keinginan Abroad, Tapi Terganjal Masalah Ini
-
Marselino Ferdinan Masih Menganggur di AS Trencin, Bakal Jadi Camat Lagi?