Ya, praktis ini merupakan puncak karier Maradona sebagai pelatih mengingat sebelum dan sesudah itu ia hanya menangani beberapa klub yang relatif tak terlalu terkenal di Argentina dan Timur Tengah.
Akan tetapi, Argentina pun tertatih-tatih di babak kualifikasi zona Amerika Selatan sebelum memastikan diri lolos ke putaran final Piala Dunia 2010, dengan kekalahan telak 1-6 di markas Bolivia pada April 2009 menjadi salah satu aib besar Tim Tango --julukan Timnas Argentina lainnya.
Penampilan Argentina setelah itu pun tak stabil. Mereka berhasil menang tipis atas Kolombia, namun menyerah saat bertandang ke Ekuador.
Argentina lalu kalah dua laga beruntun, saat menjamu sang rival bebuyutan, Brasil dan kala bertandang ke Paraguay.
Beruntung, Lionel Messi dan kawan-kawan lolos dari lubang jarum pasca memenangi dua laga pamungkas mereka kontra Peru dan Uruguay.
Diberkahi pemain-pemain kelas dunia macam Juan Sebastian Veron, Javier Mascherano, Diego Milito hingga pemain-pemain muda penuh talenta macam Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, Angel Di Maria, Carlos Tevez, Javier Pastore dan tentu saja Messi, perjalanan Argentina-nya Maradona cukup mulus hingga babak 16 besar Piala Dunia 2010.
Namun, petaka terjadi di perempatfinal kala Messi dan kolega dihabisi Jerman 0-4. Langkah Argentina pun terhenti di Afrika Selatan seiring dengan kekalahan memalukan ini.
Pada Juli 2010 selepas perhelatan turnamen akbar tersebut, Maradona pun dicopot dari posisinya sebagai pelatih kepala Albiceleste.
Ya, bertolak belakang dengan karier gemerlap pada masa lalu sebagai pemain, perjalanan sang legenda di dunia racik strategi memang sama sekali mentereng.
Baca Juga: Captain Marvel Manchester United: Maradona yang Terbaik di Generasi Saya
Selama karier kepelatihannya, tak ada satu trofi pun yang berhasil dipersembahkan Maradona untuk tim yang dibesutnya.
Karier Kepelatihan Diego Maradona:
Deportivo Mandiyu (Oktober 1994 - Desember 1994)
Racing Club (Januari 1995 - Maret 1995)
Timnas Argentina (Oktober 2008 - Juli 2010)
Al-Wasl (Mei 2011 - Juli 2012)
Berita Terkait
-
Mengejutkan! Lionel Messi Belum Putuskan Tampil di Piala Dunia 2026
-
Aneh Tapi Nyata! 3 Legenda Sepak Bola yang Tak Pernah Raih Ballon dOr
-
Argentina Cukur Puerto Rico 6-0, Lautaro Martinez Pecahkan Rekor Maradona
-
Purbaya Yudhi Sadewa Diam-diam Fans Mantan Klub Diego Maradona
-
Tangis Perpisahan Lionel Messi: Brace Indah Tutup Laga Kualifikasi Terakhir Bareng Timnas Argentina
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Taktik Jitu Bojan Hodak Jaga Kebugaran Skuad Maung Bandung Hadapi Selangor FC
-
Mauro Zijlstra Mengamuk Lagi! Dua Gol ke Gawang Telstar, Tren Tajam Belum Terhenti
-
Rekor Fantastis Persib: 5 Laga Clean Sheet, Andrew Jung Siap Cetak Gol Lagi di Markas Selangor FC
-
Kena Marah Pelatih, Berapa Rating Jay Idzes saat Sassuolo Dihajar Genoa?
-
Enaknya Nova Arianto, Timnas Indonesia Cuma Disuruh Semangat Aja di Piala Dunia U-17 2025
-
Geger! Anak Patrick Kluivert Akui Penyuka Sesama Jenis: Ayah Mendukungku
-
FIFA Hukum FAM dan 7 Pemain Abal-abal Malaysia, AFC: Ini Bukan Akhir Segalanya
-
Apa yang Salah dengan Jay Idzes Cs saat Sassuolo Dihajar Genoa?
-
Pangeran Johor Tuduh FIFA Punya Motif Politik Hukum 7 Pemain Abal-abal Malaysia
-
Modal Lawan Paraguay, Pantai Gading, dan Panama, Timnas Indonesia U-17 Yakin Tidak Babak Belur