Suara.com - Tragedi Kanjuruhan membongkar buruknya sistem sepak bola nasional. Insiden berdarah yang menewaskan setidaknya 131 orang itu turut menyeret pengelolaan kompetisi yang saat ini berada di bawah kendali PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Bahkan, Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, yang ikut terseret sebagai tersangka. Tragedi Kanjuruhan juga menjadi salah satu bukti buruknya pengelolaan kompetisi sepak bola Indonesia.
PT LIB juga menjadi salah satu pihak yang menjadi sorotan karena menolak permintaan panitia penyelenggara (panpel) pertandingan yang mengajukan perubahan jadwal dari malam hari menjadi sore hari.
Permintaan ini kemudian ditolak PT LIB dengan alasan kesepakatan dengan pihak broadcaster. Sebab, hal ini berkaitan dengan penayangan langsung pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Potret buruk kinerja PT LIB ini turut memunculkan wacana yang mempromosikan pihak-pihak profesional untuk mengelola kompetisi sepak bola Indonesia.
Salah satu contoh terbaiknya sebetulnya sudah diperlihatkan Kamboja yang menunjuk Satoshi Sato untuk menduduki jabatan Chief Executive Officer (CEO) Cambodian Premier League.
Sosok ini memiliki pengalaman luar biasa, baik saat menjabat di Federasi Sepak Bola Jepang (JFA), AFC, hingga FIFA.
Oleh karena itu, langkah menunjuk profesional asing berpengalaman semacam ini bisa menjadi salah satu inspirasi yang ditempuh PT LIB untuk memperbaiki kualitas pengelolaan kompetisi.
Berikut Suara.com menyajikan tiga alasan yang membuat kompetisi Liga 1 sebaiknya dikelola tim profesional dari luar negeri.
Baca Juga: Luis Milla Modifikasi Program Latihan Persib Imbas Penundaan Liga 1
1. Menjaga Integritas
Seorang pengelola kompetisi yang profesional tentu diharapkan mampu menjaga integritasnya dalam memimpin PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Sebab, dia dibayar untuk memperbaiki tata kelola penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional yang sejauh ini masih jalan di tempat.
Dengan integritas semacam ini, maka profesional asing yang nantinya memimpin PT LIB akan terbebas dari upaya-upaya tertentu yang mencoba mempengaruhinya.
2. Bebas dari Konflik Kepentingan
Orang-orang profesional yang didatangkan dari luar negeri tentu akan terbebas dari konflik kepentingan jika nantinya menduduki jabatan di pucuk pimpinan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Sebab, profesional asing ini tidak memiliki afiliasi apa pun dengan klub-klub sepak bola di Indonesia. Harapannya, hal ini bisa membebaskan sosok tersebut dari konflik kepentingan dengan klub-klub tertentu.
Dengan demikian, kondisi ini bisa membuat pejabat tersebut bisa menegakkan aturan kepada siapa saja tanpa pandang bulu.
3. Memahami Tata Kelola Industri Sepak Bola Modern
Potensi besar yang dimiliki sepak bola Indonesia tentu harus diolah semaksimal mungkin agar bisa berkembang pesat. Oleh karena itu, sosok yang tepat memang profesional asing yang memahami industri sepak bola modern.
Sebab, orang-orang semacam ini telah menghabiskan waktu yang lama berkecimpung di dunia sepak bola modern. Kualitas semacam inilah yang sebetulnya dibutuhkan oleh PT LIB.
Jika kualitas kompetisi sepak bola nasional mampu diperbaiki dan dikelola secara profesional, maka perkembangan yang diharapkan oleh seluruh masyarakat diyakini bisa segera terwujud.
Kontributor: Muh Adif Setyawan
Berita Terkait
-
FIFA Minta Polisi Indonesia Belajar Lagi Soal Standar Pengamanan Olahraga Internasional
-
FIFA Minta Liga 1 Hanya Digelar Akhir Pekan, Kick-off Paling Lambat Pukul 17.00
-
Persija Rehat dari Sepak Bola Pasca Kalahkan Bhayangkara FC dalam Laga Uji Coba
-
Persis Solo Tuntut Reformasi Sepak Bola Indonesia, Ancam Mosi Tidak Percaya untuk PSSI
-
Satu Bonek Jadi Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan, Datang ke Stadion Tanpa Atribut
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Timnas Indonesia Benar-benar Takut dengan Kepemimpinan Wasit Lawan Arab Saudi
-
Jadwal Liga Inggris Pekan ke-7: Chelsea Siap Tambah Luka Liverpool di Stamford Bridge
-
Jadwal Liga Italia Pekan ke-7: Perebutan Puncak Klasemen Juventus vs AC Milan
-
Harga Pasaran Baru Anjlok, Pemain Keturunan 1,87 Meter Tebar Ancaman ke Arab Saudi
-
Emil Audero Batal Gabung Timnas Indonesia, Tanda-tanda Ini Makin Nyata Usai 2 Kiper Mendadak Gabung
-
Viral Hokky Caraka Diduga Chat Mesum ke Perempuan, Medsos Gempar!
-
Di Antara Ernando Ari dan Reza Arya, Siapa Kiper Utama Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Percakapan Grup WhatsApp Pemain Timnas Indonesia Terbongkar Jelang Lawan Arab Saudi, Bahas Apa?
-
Trionda Resmi Menggema! FIFA Rilis Bola Piala Dunia 2026, Kawinkan Teknologi dan Tiga Negara
-
Rating 'Hijau' Calvin Verdonk: Statistik Solid Bek Timnas Saat Lille Tumbangkan AS Roma