Suara.com - Pemain naturalisasi tengah menjadi perbincangan hangat di dunia sepak bola Indonesia, Erick Thohir selaku Ketum PSSI mewacanakan pembatasan kuota pemain dengan status tersebut di Liga 1.
Pembatasan pemain naturalisasi muncul usai digelarnya sarasehan sepak bola Erick Thohir dengan perwakilan klub Liga 1 dan Liga 2 pada Sabtu (4/3/2023).
Pertemuan itu melahirkan beberapa keputusan yang berkaitan dengan regulasi guna menentukan arah sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
Selain pembatasan pemain naturalisasi, PSSI juga mengindikasikan perubahan nama dan format kompetisi yang digelar di musim depan.
Format baru akan diterapkan untyuk kompetisi di Liga 1 maupun Liga 2, dengan sistem Round Robin dengan turnamen mini dalam Final Serier empat tim teratas.
Sementara itu pembatasan pemain naturalisasi untuk klub Liga 1, di mana para kontestan hanya diperbolehkan menggunakan satu pemain naturalisasi.
Wacana ini tentu menjadi alarm bagi 18 kontestan Liga 1, khususnya tim-tim dengan pemain naturalisasi lebih dari satu.
Sejak program pemain naturalisasi diterapkan, tak hanya tim nasional yang memperoleh keuntungan tetapi juga klub-klub sepak bola Tanah Air.
Namun para pemain asing harus memiliki modal berupa menetap di Indonesia selama lima tahun berturut-turut.
Baca Juga: Shin Tae-yong Tahu Persis Kekuatan Uzbekistan, Timnas Indonesia U-20 Pasti Menang?
Di era saat ini, naturalisasi lebih ditujukan kepada para pemain yang memiliki garis keturunan Indonesia.
Hadirnya pemain naturalisasi membuat kuota pemain asing untuk klub cukup kosong, sehingga tim bisa mendatangkan pemain asing lain.
Karena banyaknya klub yang gemar menggunakan jasa pemain naturalisasi dan asing secara berlebihan, kepengurusan PSSI medio 2023-2017 menerapkan pembatasan.
Maksimal setiap klub Liga 1 hanya diperbolehkan memiliki dua pemain naturalisasi untuk slot 35 pemain yang didaftarkan pada musim depan.
Sementara saat ini ada 13 pemain naturalisasi yang berkompetisi di kasta teratas sepak bola Indonesia, rata-rata pemain ini sudah lama berkiprah di Indonesia.
Kondisi ini jika benar-benar diterapkan di kompetisi musim depan akan membuat sejumlah tim membuang beberapa pemain naturalisasi mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Media Vietnam Sindir PSSI Langsung Fokus Timnas Indonesia U-22 usai Senior Gagal ke Piala Dunia 2026
-
Jude Bellingham Bidik Kemenangan Beruntun Real Madrid Lawan Barcelona di Bernabeu
-
Shin Tae-yong: Saya Ini Korban
-
Ditolak PSSI, Shin Tae-yong Berpeluang Latih Negara yang Sudah Lolos ke Piala Dunia 2026
-
Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
-
Waspada Kebangkitan! Malut United Diuji Rekor Mengerikan Semen Padang di Ternate
-
Pelatih Semen Padang Ungkap Celah Malut United, Optimisme Curi Poin di Ternate Terbuka Lebar
-
Arema FC Optimistis Kalahkan Borneo FC di Kanjuruhan, Top Skor BRI Super League Andalan Utama
-
Borneo FC Akan Berjuang Mati-matian Pertahankan Puncak Klasemen Super League di Kanjuruhan
-
Mirip Pratama Arhan, Arne Slot Soroti Lemparan Maut Brentford yang Bikin Liverpool Terjungkal