Suara.com - Perbedaan sangat jauh ranking Timnas Indonesia di masa lalu dan saat ini, dahulu skuad Garuda bisa mengangkangi Wales yang diperkuat Ryan Giggs.
Siapa sangka ranking lawas Timnas Indonesia bisa berada jauh di atas Wales yang diperkuat para pemain ternama Liga Inggris.
Ya, momen itu terjadi di tahun 1998 saat Timnas Indonesia masih tergabung di 80 peringkat FIFA dunia, tepatnya peringkat ke-76.
Menariknya ranking FIFA yang diduduki Timnas Indonesia saat itu berada jauh di atas Wales yang duduk di peringkat ke-107.
Padahal Wales diperkuat sejumlah pemain top Eropa, termasuk legenda Manchester United, Ryan Giggs dan striker Liverpool, Craig Bellamy.
Sementara itu, Timnas Indonesia diperkuat legenda Tanah Air seperti Kurnia Sandi, Hendro Kartiko, Uston Nawawi, Bima Sakti hingga Miro Baldo Bento.
Sayangnya kiprah skuad Garuda di tahun tersebut sempat ternoda dengan aksi sepak bola gajah yang diperlihatkan di Piala AFF atau dulunya Piala Tiger 1998.
Mursyid Effendi dengan sengaja mencetak gol ke gawang sendiri di menit ke-90 sehingga membuat Indonesia kalah dari Thailand.
Hal itu dilakukan Mursyid Effendi dengan dalih permintaan staf timnas Indonesia agar menghindari Vietnam di laga semifinal.
Baca Juga: 4 Striker Pesaing Ramadhan Sananta Andai Gabung Tokyo Verdy
Sayangnya dugaan pengaturan skor terlihat jelas, ditambah Indonesia kalah di semifinal dan gagal meraih gelar juara saat itu.
Akan tetapi semuanya hanya tinggal cerita, kini kenyataan berbanding terbalik dan perbedaan yang ada melebihi masa lalu.
Saat ini Wales duduk di peringkat ke-29 dunia, sementara Timnas Indonesia masih berada di peringkat ke-129.
Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong berjuang keras menaikkan ranking FIFA yang sudah terjerumus terlalu dalam.
Langkah berat di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, mengincar posisi ketiga atau keempat agar asa ke putaran final tetap terjaga.
Kekalahan dari China membuat publik Tanah Air sadar, bahwa Timnas Indonesia saat ini masih belum sekuat yang diperkirakan.
Berita Terkait
-
4 Striker Pesaing Ramadhan Sananta Andai Gabung Tokyo Verdy
-
3 Liga yang Bisa Jadi Batu Loncatan Rizky Ridho Jika Mulai Berkarier di Luar Negeri
-
Calvin Verdonk Kasih Kode ke Shin Tae-yong Soal Formasi Timnas Indonesia, Minta Ubah Peran?
-
Selebgram Bahrain Olok-olok Timnas Indonesia Sebelum ke Jakarta, Ternyata Banyak Pendukungnya
-
Dirumorkan Bakal Dinaturalisasi, Pascal Struijk: Belanda Pilihan Pertama Saya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Media Vietnam Sindir Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Gagal di Pembuka Piala Dunia U-17 2025
-
Timnas Indonesia U-17 Jadi Tim Asia yang Kebobolan Selisih 2 Gol di Laga Perdana
-
Performa Ganas Calvin Verdonk, Bikin Lille Terus Konsisten di Eropa
-
Dua Fakta di Balik Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Alasan Nova Arianto Tetap Bangga Timnas Indonesia U-17 Dihabisi Zambia di Laga Perdana Piala Dunia
-
Apa yang Bikin Timnas Indonesia U-17 Kalah dari Zambia di Piala Dunia U-17 2025?
-
Klasemen Liga Champions: Bayern Muenchen dan Arsenal Kokoh di Dua Teratas
-
Alexis Mac Allister Memukau, Liverpool Berikan Kekalahan Perdana untuk Real Madrid
-
Hasil Liga Champions: Arsenal Hajar Slavia Praha Tiga Gol dan Clean Sheet Lagi
-
Evandra Florasta Ungkap Kekecewaan Usai Tercomeback Zambia dan Berujung Kekalahan