Pujian itu kemudian membuatnya mendapat debut di tim utama bersama Napoli. Nahas, perjalanannya bersama Partenopei tak berlangsung lama.
Pada tahun 1995, Napoli menjualnya ke Parma karena masalah finansial. Bagi Cannavaro, kepindahan ini membuatnya menancapkan diri sebagai salah satu bek terbaik di Italia.
Selama tujuh musim membela Parma, Cannavaro mampu meraih empat gelar bergengsi, yakni Coppa Italia dua kali, Supercoppa Italia, dan Piala UEFA (Liga Europa).
Penampilan apiknya membuat Inter Milan kemudian memboyongnya pada 2002 karena Parma kesulitan finansial.
Sayangnya, kiprahnya di Inter Milan tak berjalan mulus karena cedera dan bermain di luar posisinya. Alhasil, dua tahun berselang ia dilepas ke Juventus sebagai bagian dari pertukaran pemain.
Siapa sangka, kepindahannya ke rival itu memberi angin segar ke Cannavaro yang kemudian merengkuh Scudetto di musim pertamanya.
Nahas di musim keduanya, Juventus terkena skandal Calciopoli. Skandal ini hadir saat Cannavaro berjuang dengan Timnas Italia dan menjadi juara Piala Dunia 2006.
Karena skandal itu, Cannavaro dilepas ke Real Madrid pada 2006 dan berhasil meraih Ballon d’Or 2006 serta menjuarai LaLiga 2006/2007 dan 2007/2008 serta Piala Super Spanyol 2008.
Pada 2009, Cannavaro kembali ke Juventus dengan status bebas transfer. Tapi cedera dan hubungan buruk dengan fans membuat kariernya tak berjalan mulus.
Baca Juga: Info A1: Ada 300 Pemain Keturunan Calon Timnas Indonesia, STY Tinggal Tunjuk
Alhasil pada 2010, ia melanjutkan kariernya ke Uni Emirat Arab dengan bergabung Al-Ahli dan memutuskan gantung sepatu pada 2011.
Karier Kepelatihan
Setelah gantung sepatu, Fabio Cannavaro kemudian menjadi pelatih Al-Ahli pada 2013 dan mampu membawa timnya meraih Double Winner di musim pertamanya.
Catatan apik ini membuat raksasa Liga China, Guangzhou Evergrande merekrutnya. Sayangnya, kiprahnya hanya bertahan semusim.
Pada 2015, Cannavaro bergabung Al-Nassr di Arab Saudi. Lagi-lagi ia juga hanya bertahan semusim dan kembali ke China pada 2016 dengan menukangi Tianjin Quanjian.
Di klub ini, Cannavaro mampu meraih gelar di kasta kedua Liga China dan membawa timnya menembus peringkat tiga besar di musim pertama sebagai klub promosi.
Berita Terkait
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Media Uzbekistan Bocorkan Timur Kapadze Dapat Pekerjaan Baru, Latih Timnas Indonesia?
-
Jelang Manchester City vs Liverpool, Erling Haaland Kejar Rekor Alan Shearer
-
Diam-diam Pemain Kelahiran Jakarta Ini Sudah Cetak Assist di Bundesliga
-
Link Live Streaming Semen Padang vs Boeneo FC Malam Ini 9 November 2025
-
Keturunan Jawa! Mengenal Jael Pawirodihardjo Bomber Haus Gol di Belanda
-
Link Live Streaming Madura United vs Persijap Malam Ini 9 November 2025
-
Kondisi Honduras Lawan Terakhir Timnas Indonesia untuk Bisa Lolos 32 Besar Piala Dunia U-17 2025
-
Hasil BRI Super League, PSM Makassar Bikin Dewa United Frustrasi
-
Pengakuan Jujur Timnas Indonesia U-17 ketika Dihajar Brasil, Singgung Pertandingan Lawan Zambia
-
Link Live Streaming Dewa United vs PSM Makassar di BRI Super League, Minggu 9 November 2025