Main Bola Pakai Popok, Balita Ini Kini Jadi Andalan Lini Tengah Timnas Indonesia

Suara.com - Saat langkah kakinya belum sempurna betul dan untuk buang air kecil atau besar saja masih perlu dibantu dengan popok, ia sudah mengenal bola sepak. Dia adalah Thom Haye, pemain yang kini jadi gelandang Timnas Indonesia.

Sebuah video lawas tersebar di dunia maya yang menunjukkan seorang balita berparas “bule” sedang bermain dengan bola sepak di sebuah halaman bersama orang tuanya.

Ceria betul ekspresi wajah si bocah, seolah-olah ia tahu bola sepak akan menjadi teman setianya di masa depan. Bahkan, ia seolah tahu jika sepak bola akan menjadi hal yang menghidupi keluarganya.

Sosok anak kecil yang masih mengenakan popok sambil bermain bola itu kini sudah berusia 29 tahun. Dia adalah Thom Haye, gelandang Almere City yang kini jadi andalan di lini tengah Timnas Indonesia.

Dunia masa kecilnya memang dipenuhi dengan sepak bola, selain tentu hal-hal lain yang dilakukan anak kecil pada umumnya.

Apalagi Thom Haye lahir di Amsterdam, sebuah kota dengan sejarah sepak bola yang kental dengan Ajax Amsterdam.

Tumbuh dan besar di Amsterdam banyak memengaruhi keinginan Thom Haye untuk menjadikan sepak bola sebagai hal yang serius.

Itu pula yang membuatnya sudah bergabung ke sekolah sepak bola lokal di Amsterdam, Amsterdamsche Football Club, sejak masih kecil.

Meski bukan Ajax Amsterdam, toh bakat sepak bola Thom Haye tetap bisa berkembang. Tidak butuh waktu lama, klub besar macam AZ Alkmaar langsung merekrutnya saat masih berusia 11 tahun.

Baca Juga: Oxford United: Eksekusi yang Berkelas dari Marselino Ferdinan

Tentu saat bergabung pada 2006 silam, ia masih menjadi bagian dari akademi AZ Alkmaar. Hingga akhirnya di AZ Alkmaar pula ia memulai karir profesional dari 2012 hingga sekarang masih aktif bermain.

Thom Haye juga memilih untuk pindah dari warga negara Belanda menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 2024. Balita yang dulu bermain bola sambil mengenakan popok itu, kini sudah bertumbuh, bahkan menyeberangi ratusan ribu kilometer untuk Garuda.

Kontributor: Aditia Rizki