Suara.com - Kepindahan Emil Audero ke Palermo menjadi sorotan, terutama karena ia harus turun kasta ke Serie B setelah sebelumnya bermain di Serie A bersama Como 1907.
Keputusan ini memiliki sisi untung dan rugi. Di satu sisi, Audero berpeluang menjadi kiper utama dan mendapatkan menit bermain lebih banyak.
Namun, di sisi lain, bermain di divisi kedua bisa memengaruhi eksposur dan peluangnya kembali ke level tertinggi.
Keuntungan: Main Reguler
Peluang Emil Audero untuk mendapatkan menit bermain lebih banyak di Palermo jauh lebih besar dibanding saat berada di Como 1907 di mana dirinya hanya jadi pelapis.
Dengan menjadi pilihan utama di bawah mistar, ia bisa terus mengembangkan kemampuannya dan membangun konsistensi.
Meski harus turun kasta, pengalaman bermain reguler ini bisa berdampak positif bagi kariernya di jangka panjang.
Kerugian: Peluang Bela Timnas Indonesia Mengecil
Jika Emil Audero bergabung dengan Palermo, peluangnya masuk timnas Indonesia bisa mengecil.
Baca Juga: Siapa Oscar Maritu? Pemain Keturunan Incaran China Bisa Bikin Sulit Timnas Indonesia
Patrick Kluivert sebagai pelatih tentu mencari kiper dengan pengalaman menghadapi lawan berkualitas di level tertinggi.
Jika ia benar-benar dinaturalisasi, bermain di Serie B bisa menjadi kendala dalam pemanggilan ke timnas.
Situasi bisa semakin buruk jika Audero justru hanya menjadi cadangan di Palermo, yang akan semakin mengurangi daya tariknya bagi timnas Indonesia.
Selain itu, jika Emil Audero bergabung dengan Palermo, ia akan kehilangan atmosfer persaingan di kasta teratas, yang jelas lebih kompetitif.
Bermain di level tertinggi, seperti yang dialami Jay Idzes di Serie A bersama Venezia, membantu pemain mengasah kemampuan mereka.
Tanpa tekanan dan kualitas lawan yang sebanding, Audero berisiko mengalami penurunan mental bertanding, yang bisa memengaruhi performanya di lapangan.
Berita Terkait
-
Manajer Timnas Indonesia: Patrick Kluivert yang Minta Ole Romeny
-
Simon Tahamata, Calon Dirtek PSSI: Tak Mau Munafik, Saya Paham...
-
PSSI Umumkan Asisten Pelatih Lokal untuk Patrick Kluivert
-
Here We Go! Simon Tahamata Peluk Hangat Patrick Kluivert
-
Simon Tahamata Kecewa dengan Belanda: Orang Maluku Berjuang untuk Mereka, tapi...
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Momok Timnas Indonesia U-17 Mejeng di Daftar Top Skor Piala Dunia U-17 2025
-
Media Vietnam Soroti Keputusan Nova Arianto Jelang Timnas Indonesia U-17 vs Brasil
-
Laga Belum Mulai, Mathew Baker Gertak Brasil U-17, Sebut Satu Kunci Kemenangan
-
PSSI Belum Umumkan Pelatih Baru Timnas Indonesia, Media Vietnam Curiga Rival STY Jadi Target
-
Bikin Achraf Hakimi Menepi 8 Pekan, Luis Diaz Ogah Minta Maaf Cuma Bilang Begini
-
2 Pemain Abroad Dipanggil TC Timnas Indonesia U-23 untuk SEA Games 2025
-
5 Gol Solo Terbaik Sepanjang Sejarah Liga Champions: Dari Kaka hingga Micky van de Ven
-
Profil 5 Kandidat Pelatih Timnas Indonesia: Dari Legenda Italia hingga Nishino Magic
-
Bayern Munich Tak Terbendung di Liga Champions, Kompany Minta Pemain Tetap Membumi
-
Perbandingan Nova Arianto vs Pelatih Brasil U-17 Dudu Patetuci: Beda Kelas Bak Langit dan Bumi