Jordi Cruyff lahir pada 9 Februari 1974 di Amsterdam, Belanda. Dia merupakan putra dari Johan Cruyff, legenda sepak bola dunia yang tidak hanya dikenal sebagai pemain berbakat, tetapi juga sebagai pelatih dan inovator dalam dunia sepak bola. Sejak kecil, Jordi sudah terbiasa dengan atmosfer sepak bola berkat pengaruh besar dari sang ayah.
Sebagai anak seorang ikon sepak bola, Jordi Cruyff tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan taktik dan strategi permainan. Johan Cruyff dikenal sebagai sosok yang membawa filosofi "Total Football" yang mengubah cara sepak bola dimainkan. Jordi pun menyerap banyak ilmu dari ayahnya, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Perjalanan Karier Sebagai Pemain
Jordi memulai perjalanan karier sepak bolanya di akademi Barcelona, mengikuti jejak sang ayah. Pada tahun 1994, dia berhasil menembus tim utama Barcelona dan bermain sebagai gelandang serang. Selama berseragam Barcelona, Jordi tampil dalam 41 pertandingan dan mencetak 11 gol. Meskipun performanya tidak setenar Johan Cruyff, dia tetap memberikan kontribusi bagi tim.
Pada tahun 1996, Jordi Cruyff bergabung dengan Manchester United yang saat itu ditangani oleh Sir Alex Ferguson. Sayangnya, kariernya di klub ini kerap terganggu oleh cedera. Meskipun begitu, Jordi tetap berhasil meraih gelar Premier League musim 1996/1997 dan menjadi bagian dari skuad yang memenangkan treble pada 1998/1999, meskipun perannya lebih terbatas.
Setelah meninggalkan Manchester United, Jordi melanjutkan kariernya di beberapa klub Eropa, termasuk Celta Vigo, Alaves, Espanyol, Metalurh Donetsk, dan Valletta FC. Dia akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain pada tahun 2010. Meski namanya tidak sebesar Johan Cruyff, Jordi tetap memiliki jejak karier yang cukup menarik di dunia sepak bola.
Peran Sebagai Manajer dan Direktur Olahraga
Setelah pensiun sebagai pemain, Jordi Cruyff tidak meninggalkan dunia sepak bola. Dia beralih ke peran manajerial dan eksekutif, di mana ia menunjukkan kemampuannya dalam membangun tim dan menyusun strategi. Salah satu pencapaian besarnya adalah saat menjabat sebagai Direktur Olahraga di Maccabi Tel Aviv, salah satu klub terbesar di Israel. Di bawah kepemimpinannya, Maccabi sukses meraih beberapa gelar domestik, termasuk Liga Israel dan Piala Toto.
Selain di Israel, Jordi juga pernah menjabat sebagai Direktur Olahraga di AEK Larnaca, sebuah klub di Siprus. Pengalamannya dalam membangun tim menunjukkan bahwa Jordi memiliki wawasan mendalam dalam pengelolaan klub sepak bola. Dia dikenal sebagai sosok yang cermat dalam memilih pemain dan mengembangkan strategi klub agar bisa bersaing di level Eropa.
Baca Juga: Dokter Timnas Indonesia Jelaskan Kondisi Mees Hilgers dan Sandy Walsh yang Cedera
Selain berkarier sebagai direktur, Jordi Cruyff juga sempat menjajal dunia kepelatihan. Dia pernah melatih Chongqing Lifan di Liga Super China serta menangani Tim Nasional Ekuador pada tahun 2020. Meskipun masa kepelatihannya di Ekuador tidak berlangsung lama, pengalaman ini menambah portofolio Jordi dalam dunia sepak bola.
Warisan Sepak Bola Keluarga Cruyff
Nama Cruyff tetap menjadi simbol penting dalam dunia sepak bola. Jika Johan Cruyff dikenang sebagai pemain dan pelatih yang merevolusi sepak bola, Jordi melanjutkan warisan tersebut dalam aspek manajemen dan pengembangan klub. Meskipun jalannya berbeda dengan sang ayah, Jordi tetap menunjukkan dedikasi tinggi dalam dunia sepak bola.
Sebagai anak Johan Cruyff, beban ekspektasi selalu mengikuti perjalanan Jordi. Namun, ia mampu membuktikan bahwa dirinya adalah sosok yang memiliki peran signifikan di sepak bola, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Jordi tetap menjadi figur penting dalam industri sepak bola global.
(Felix Indra Jaya)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
Terkini
-
Bekas Anak Didik Robin van Persie Ini Ternyata Keturunan Maluku, Calon Pengganti Thom Haye
-
Kenalin Jismerai Dillema Pemain Berdarah Ambon, Cocok Jadi Pengganti Eliano Reijnders
-
Masa Depan Nova Arianto Kini Abu-abu Usai Piala Dunia U-17 2025
-
2 Negara yang Tentukan Nasib Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Mike Rajasa Calon Pengganti Emil Audero Bikin Nova Arianto Geleng-geleng
-
3 Skenario Timnas Indonesia Lolos ke 32 Besar Piala Dunia U-17 2025: Bisa, tapi Mendekati Mustahil
-
Kisah Pemain Keturunan Saparua Timur Maluku Tengah Guncang Bundesliga Hingga Picu Drama Transfer
-
Masih Nganggur! Alex Pastoor dan Patrick Kluivert Saling Sikut demi Kerjaan Baru
-
Diterpa Banyak Kritikan, Pelatih Persebaya Surabaya: Saya Hormati Semua Pendapat
-
Benturan Kepala, Nova Arianto Ungkap Kondisi Terkini Kapten Timnas Indonesia U-17