Suara.com - Timnas Indonesia kembali mendapatkan suntikan kekuatan baru dengan hadirnya pemain keturunan Belanda Stefano Lilipaly ke dalam skuad. Pemanggilan pemain senior ini menjadi salah satu keputusan strategis pelatih Patrick Kluivert yang diyakini bisa memberikan nilai tambah signifikan bagi skuad Garuda.
Meski tak lagi muda, performa konsisten Stefano Lilipaly bersama Borneo FC Samarinda menjadi salah satu alasan kuat di balik keputusan ini.
Dalam pandangan sang pelatih, keberadaan pemain dengan mengisi celah yang selama ini terasa kosong dalam komposisi Timnas Indonesia.
Dengan segudang pengalaman dan kualitas teknik yang masih terjaga, Stefano Lilipaly dianggap sebagai kepingan penting yang melengkapi puzzle besar yang tengah dirangkai oleh pelatih asal Belanda tersebut.
"Dia pemain senior, dia fantastis dan menambah value dari tim, Anda tahu kita harus mencampur antara pemain liga domestik dan pemain yang bermain di luar negeri," kata Patrick Kluivert dilansir dari ESPN Asia, Senin (9/6/2025).
"Dan itulah yang sedang saya cari, semua pemain di sini memiliki puzzle kecil untuk disatukan ke puzzle besar," tambahnya.
Patrick Kluivert sendiri tengah membangun skuad Timnas Indonesia yang kuat dengan memadukan pemain dari liga domestik dan pemain yang berkarier di luar negeri.
Menurutnya, keseimbangan antara dua kelompok ini bisa menjadi kunci sukses menghadapi kompetisi internasional ke depan.
Kombinasi pemain muda, naturalisasi, hingga senior seperti Stefano Lilipaly, memberikan kedalaman dan dinamika baru di dalam tim.
Baca Juga: Pemain Keturunan Rp 6,08 Miliar Miskin Menit Bermain Kandidat Gantikan Ivar Jenner Hadapi Jepang
Kehadiran Stefano Lilipaly di pertandingan melawan China pada Kamis (5/6/2025) menjadi bukti nyata peran yang mulai dipercayakan kepadanya.
Meski turun sebagai pemain pengganti, kontribusinya dinilai positif dalam menambah variasi serangan Garuda.
Momen itu sekaligus menjadi titik baliknya di pentas internasional setelah cukup lama absen mengenakan seragam Merah Putih.
Kluivert menegaskan bahwa dalam sistem seleksinya, tidak ada perbedaan antara pemain naturalisasi maupun lokal.
Yang utama adalah siapa yang menunjukkan kualitas terbaik akan mendapatkan tempat di starting eleven.
Filosofi ini menjadi dasar pendekatan modern dalam membangun fondasi tim yang kompetitif dan tidak diskriminatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Kata-kata Pedas Greg Nwokolo Kritik Timnas Indonesia Digebuk Filipina di SEA Games 2025
-
Aksi Ugal-ugalan Justin Hubner Berujung Petaka, Kena Hukum KNVB
-
Diistimewakan PSSI, Timnas Indonesia U-22 Justru Jeblok di SEA Games 2025
-
Gagal ke Semifinal Langsung, Kekalahan Indonesia U-22 dari Filipina Karena Serangan Monoton
-
Yakob Sayuri Malah Disanksi Komdis Usai Jadi Korban Rasisme, Eks Timnas Geram
-
Pemain Naturalisasi Kritik Indra Sjafri Usai Timnas Indonesia U-22 Dikalahkan Filipina
-
Rekan Setim Blak-blakan Jay Idzes Terlalu Banyak omong
-
Timnas Indonesia U-22 Tumbang oleh Senjata Andalan Sendiri, Kok Bisa?
-
Klub Pratama Arhan Tetap Ingin Permalukan Persib meski Sudah Lolos ke 16 Besar ACL 2
-
Kata-kata Beckham Putra Soal Pelatih Baru Timnas Indonesia