Suara.com - Timnas Indonesia akan menghadapi Jepang di partai terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada 10 Juni 2025 di Stadion Suita City atau kini bernama Stadion Panasonic di Osaka.
Pertandingan ini memiliki arti penting bagi skuad Garuda. Meski Indonesia telah mengamankan tiket ke putaran keempat, laga melawan Jepang tetap menjadi ujian mental yang krusial, terutama di laga tandang.
Di sisi lain, Samurai Biru yang telah memastikan posisi juara grup diprediksi tetap akan bermain serius untuk memulihkan momentum usai kekalahan dari Australia.
Stadion Panasonic, yang juga dikenal sebagai Suita Stadium, menjadi arena duel bergengsi antara Garuda dan Samurai Biru.
Stadion ini mulai dibangun pada Desember 2013 dan selesai pada September 2015.
Terletak di kawasan Suita, Prefektur Osaka, stadion ini merupakan salah satu infrastruktur olahraga paling modern di Jepang.
Markas ini menjadi kandang klub J1 League, Gamba Osaka, yang termasuk jajaran klub tersukses di Jepang dengan catatan prestasi yang mengesankan.
Gamba Osaka pernah meraih gelar juara J1 League pada 2005 dan 2014, serta mengukir sejarah dengan menjadi kampiun AFC Champions League pada tahun 2008.
Panasonic Stadium memiliki kapasitas sekitar 40 ribu penonton dan dikenal sebagai salah satu stadion tercanggih di Jepang.
Baca Juga: Profil Akira Higashiyama, Pelatih Baru Timnas Putri Indonesia U-19 dari Jepang
Dengan desain futuristik, stadion ini dilengkapi atap 3D berbasis truss baja yang memungkinkan penghematan 40 persen penggunaan material logam.
Struktur tersebut tidak hanya efisien secara material, tetapi juga menjadikan stadion ini salah satu yang paling aman dari sisi konstruksi di Negeri Sakura.
Penerangan di stadion ini menggunakan teknologi LED mutakhir dengan standar pencahayaan 1.500 lux, memastikan kualitas visual optimal, terutama pada laga malam.
Di kedua sisi gawang, terdapat dua layar raksasa berukuran 520 inch yang menampilkan tayangan ulang, sementara display digital modern memperkaya pengalaman penonton.
Fasilitas lainnya meliputi sistem audio berstandar tinggi dan kursi penonton yang dirancang ergonomis, menjamin kenyamanan selama pertandingan.
Tak hanya modern, stadion ini juga mengedepankan konsep ramah lingkungan. Atapnya dipasangi panel surya berdaya 500 kW, menghasilkan energi bersih sekaligus mengurangi emisi karbon.
Selain itu, stadion ini dilengkapi sistem penampungan air hujan yang digunakan untuk irigasi lapangan serta kebutuhan sanitasi, mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan.
Panasonic Stadium resmi mengusung nama tersebut sejak 2018, seiring keterlibatan perusahaan Panasonic sebagai pemegang saham mayoritas Gamba Osaka.
Awalnya, Gamba Osaka memang lahir sebagai tim pekerja Panasonic pada 1980, yang menjelaskan ikatan erat antara klub ini dengan raksasa teknologi Jepang tersebut.
Stadion ini kini menjadi pusat kegiatan komersial dan sosial di Suita, menarik minat penggemar lokal maupun wisatawan olahraga dari berbagai daerah.
Bagi Timnas Indonesia, tampil di stadion megah seperti ini adalah tantangan sekaligus pengalaman berharga dalam perjalanan menuju Piala Dunia.
Namun, tantangan di Suita Stadium akan semakin berat jika melihat catatan performa Indonesia di laga tandang.
Sepanjang putaran ketiga, skuad Garuda belum meraih kemenangan dalam empat pertandingan tandang — hasil terbaik adalah dua kali imbang, masing-masing 1-1 melawan Arab Saudi dan 2-2 kontra Bahrain.
Dua laga lain berakhir dengan kekalahan, termasuk kekalahan telak 5-1 dari Australia.
Lebih mengkhawatirkan lagi, lini belakang Indonesia masih rentan. Total 10 gol bersarang ke gawang Garuda dalam empat laga tandang, rata-rata 2,5 gol per pertandingan.
Konsistensi permainan di luar kandang menjadi pekerjaan rumah besar bagi pelatih Patrick Kluivert.
Sementara itu, Jepang, meski baru saja menelan kekalahan pertama di babak kualifikasi (0-1 dari Australia), tetap menjadi kekuatan tangguh, apalagi di kandang sendiri.
Sebelumnya, Samurai Biru mencatatkan 14 laga tak terkalahkan sejak fase kedua.
Bagi skuad Garuda, laga di Suita Stadium adalah kesempatan untuk menguji ketangguhan mental dan memperbaiki rekor tandang yang selama ini kurang meyakinkan.
Apalagi, dalam dua pertemuan terakhir melawan Jepang, Indonesia menelan kekalahan 1-3 di Piala Asia 2023 dan kalah 0-4 di pertemuan pertama kualifikasi ini.
Mencuri poin di kandang Jepang tentu bukan misi mudah. Namun, tampil solid, menjaga konsentrasi, dan memperlihatkan progres adalah target realistis yang bisa membawa bekal positif bagi Indonesia menghadapi babak berikutnya.
Suita Stadium bukan sekadar panggung megah. Ia juga menjadi simbol kemajuan sepak bola Jepang yang berpadu dengan teknologi dan inovasi — serta akan menjadi saksi perjuangan skuad Garuda menghadapi tantangan berat di laga pamungkas Grup C.
Kontributor : Imadudin Robani Adam
Berita Terkait
-
Pemain Keturunan Rp 6,08 Miliar Miskin Menit Bermain Kandidat Gantikan Ivar Jenner Hadapi Jepang
-
Kenapa Patrick Kluivert Tak Anti Stefano Lilipaly Seperti STY?
-
Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
-
Selamat Tinggal Timnas Indonesia, Patrick Kluivert: Kami Tidak akan Bertemu
-
4 Pemain Timnas Indonesia yang Disorot Federasi Jepang, Ole Romeny hingga Marselino
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Bayern Munich Bernafas Lega, Istri Harry Kane Ogah Pulang Kampung ke Inggris
-
Wasit Rio Permana Bikin Geram! Persib Layangkan Protes ke Operator Liga
-
Garis Keturunan Jude Soonsup-Bell, Eks Striker Chelsea Resmi Jadi Pemain Keturunan Timnas Thailand
-
Rio Ferdinand Ejek Taktik Ruben Amorim: MU Tidak seperti PSG
-
Pemain Keturunan Indonesia Rp 1,2 Triliun Kasih Kabar Buruk, Lagi Bapuk di Klub
-
Korban Timnas Indonesia Jadi Calon Suksesor Igor Tudor di Juventus
-
3 Fakta Menarik FIFA ASEAN Cup, Turnamen Baru Sepak Bola ASEAN
-
Kenapa Laga Persija Jakarta vs PSBS Biak di Pekan 11 Super League Pindah?
-
Tak Ikut FIFA Matchday November, Kapan Timnas Indonesia Main Lagi?
-
Saddil Ramdani 'Ngambek' Diganti, Ini Respon Tak Terduga Bojan Hodak