Suara.com - Di tengah upaya PSSI dan pelatih Patrick Kluivert membangun Timnas Indonesia yang solid untuk jangka panjang, sebuah nama potensial muncul dari Eropa. Dia adalah Liam Oetoehganal.
Liam Oetoehganal adalah seorang gelandang muda berbakat keturunan Indonesia yang memiliki profil istimewa: berstatus sebagai juara liga profesional di Belgia.
Kehadiran sosok seperti Liam Oetoehganal dianggap bisa menjadi solusi strategis untuk salah satu pos krusial di lini tengah Timnas Indonesia.
Saat ini, peran sebagai metronom atau deep-lying playmaker dipegang oleh Thom Haye.
Namun, dengan usia "The Professor" yang telah menginjak 30 tahun, kebutuhan akan regenerasi dan pelapis sepadan menjadi agenda yang tak bisa ditawar lagi.
Lantas, siapa sebenarnya Liam Oetoehganal yang digadang-gadang sebagai calon penerus Thom Haye ini? Lahir di Nijmegen, Belanda, pada 4 Mei 2004, Liam Otmar Irvan Oetoehganal memiliki ikatan darah yang kuat dengan Indonesia.
Koneksi itu datang dari sang nenek dari pihak ayahnya, yang merupakan penduduk asli Sungkal, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
DNA Indonesia dalam dirinya semakin diperkaya oleh garis keturunan sang ibu yang memiliki darah campuran Belanda-Suriname.
Latar belakang multikultural inilah yang membentuk identitasnya sebagai pemain diaspora dengan potensi besar untuk membela panji Merah Putih.
Baca Juga: Selamat Tinggal, Dean James Bagikan Kabar Tak Mengenakan Soal Nasibnya
Fondasi sepak bolanya ditempa di salah satu akademi terbaik Belanda. Sejak usia tujuh tahun, Liam Oetoehganal sudah menjadi bagian dari Feyenoord, klub raksasa asal Rotterdam.
Ia meniti karier dari level junior hingga berhasil menembus tim U-18, sebuah bukti kualitas dan pembinaan yang ia terima.
Namun, lompatan karier paling signifikan terjadi saat ia memutuskan untuk menyeberang ke Belgia pada musim 2022/2023.
Bergabung dengan tim Beerschot U-23, Liam meraih pencapaian yang luar biasa.
Ia menjadi bagian dari skuad yang sukses menjuarai Proximus League, kompetisi kasta kedua Liga Belgia, sebuah prestasi yang menunjukkan mental juara di usia muda.
Setelah merasakan atmosfer kompetitif dan gelar juara di Belgia, Liam memilih pulang kampung ke Belanda musim lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
-
Ragnar Oratmangoen Bawa FCV Dender Pecah Telur, Satu Pelatih Jadi Pengangguran
-
Inter Tumbang di Derby della Madonnina, Cristian Chivu: Nyakitin dan Bikin Trauma
-
Mikel Arteta Merinding! Eberechi Eze Cetak Hattrick Pertama Arsenal Sejak 1978
-
Emil Audero Kebobolan Tiga Gol, Pelatih Cremonese Tetap Bangga
-
ET Minta Timnas Indonesia Maksimalkan FIFA Series, tapi Siapa Pelatihnya?
-
Timur Kapadze: Bukan Timnas Indonesia yang Lemah
-
Emil Audero Gemilang, Tapi Roma Tetap Pulang dengan Tiga Poin
-
Arsenal Libas Tottenham 4-1, The Gunners Makin Kokoh di Puncak Klasemen
-
AC Milan Tumbangkan Inter: Pulisic Bersinar, Maignan Jadi Pahlawan