Suara.com - Real Madrid resmi mengikat penyerang muda Argentina, Franco Mastantuono, dengan kontrak berdurasi enam tahun pada Kamis (14/8/2025).
Pemain berusia 18 tahun ini, yang baru saja merayakan ulang tahunnya, menjadi amunisi baru Los Blancos dalam misi merebut kembali dominasi di LaLiga dan Eropa.
Menurut laporan Associated Press, Mastantuono, yang sebelumnya bersinar bersama River Plate, menjalani tes medis dan menandatangani kontrak di hadapan presiden klub Florentino Pérez.
“Saya berjanji akan memberikan segalanya untuk seragam ini,” ujar Mastantuono.
“Bermain untuk klub terhebat di dunia selalu menjadi impian saya,” tambahnya.
Transfer ini, yang dilaporkan mencapai €45 juta (sekitar Rp780 miliar), menegaskan ambisi Madrid untuk membangun masa depan dengan bakat-bakat muda.
Mastantuono, yang diberi nomor punggung 30, disambut dengan replika Stadion Santiago Bernabeu dan sebuah jam tangan mewah.
Kedatangannya melengkapi rekrutan musim panas Madrid lainnya, termasuk bek tengah muda Spanyol Dean Huijsen dan bek kanan Inggris Trent Alexander-Arnold.
Langkah ini menandakan perombakan skuad di bawah pelatih baru Xabi Alonso, yang menggantikan Carlo Ancelotti setelah musim 2024/2025 yang mengecewakan.
Baca Juga: Benjamin Sesko vs Harry Kane: Duel Panas di Jantung Lini Depan MU
Real Madrid kehilangan gelar La Liga dari Barcelona, gagal mencapai final Piala Dunia Antarklub dan Liga Champions, serta kalah di empat El Clasico melawan rival abadinya.
Pemain yang dijuluki New Messi ini dikenal dengan dribel lincah, visi permainan, dan naluri mencetak gol yang tajam.
Di River Plate, ia mencatatkan 12 gol dan 15 assist dalam 42 laga.
Statistik ini yang membuat klub-klub Eropa seperti Manchester City dan Paris Saint-Germain kepincut, sebelum Madrid memenangkan perburuan.
Dengan usia yang masih belia, Mastantuono diharapkan menjadi penerus Kylian Mbappe dan Vinicius Junior di lini serang.
Namun, tantangan besar menanti di bawah arahan Xabi Alonso, yang dikenal dengan pendekatan taktis menyerang dan intensitas tinggi.
Musim ini, Madrid akan mengandalkan kombinasi pengalaman dan darah muda untuk mengatasi dominasi Barcelona.
Kehadiran Mastantuono menambah kedalaman skuad, tetapi ia harus bersaing dengan bintang seperti Jude Bellingham dan Eduardo Camavinga untuk tempat di starting XI.
Profil Franco Mastantuono
Lahir di Azul, Provinsi Buenos Aires, pada 14 Agustus 2007, Mastantuono memiliki darah Italia dari garis keturunannya.
Menariknya, sebelum benar-benar fokus ke sepak bola, ia adalah atlet tenis berbakat yang pernah menembus 10 besar nasional di kategori usia mudanya.
Karier sepak bolanya dimulai sangat dini. Pada usia tiga tahun, ia bergabung dengan River de Azul, klub lokal yang dilatih oleh ayahnya.
Tawaran pertama dari River Plate datang pada 2017, namun keluarganya menolaknya demi memberi ruang pada karier tenisnya.
Baru pada 2019, Mastantuono memutuskan menerima tawaran itu dan pindah ke akademi River Plate.
Meski sempat terganggu pandemi COVID-19, perkembangan Mastantuono tetap pesat.
Pada Agustus 2023, ia menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan klausul pelepasan sebesar €30 juta.
Sebulan kemudian, pelatih Martín Demichelis memanggilnya ke latihan tim utama.
Debut resmi terjadi pada Januari 2024 di Copa de la Liga Profesional, membuatnya menjadi pemain termuda ketiga dalam sejarah River Plate.
Hanya butuh dua minggu baginya untuk mencetak gol pertama—sebuah volley indah melawan Excursionistas di Copa Argentina—yang memecahkan rekor Javier Saviola sebagai pencetak gol termuda klub.
Momen paling ikoniknya datang di laga panas Superclásico melawan Boca Juniors.
Mastantuono mengeksekusi tendangan bebas dari jarak 28 meter yang meluncur ke pojok kiri atas gawang, membuatnya menjadi pemain termuda River yang mencetak gol di partai klasik tersebut, dan kedua termuda sepanjang sejarah laga itu.
Kemampuannya bermain di level tertinggi menarik perhatian Lionel Scaloni.
Pada Mei 2025, Mastantuono dipanggil ke Timnas Argentina senior untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Debutnya melawan Chile pada 5 Juni 2025 tercatat dalam sejarah, ia menjadi debutan termuda Argentina pada usia 17 tahun 296 hari, memecahkan rekor yang bertahan puluhan tahun.
Kontributor: M.Faqih
Berita Terkait
-
Benjamin Sesko vs Harry Kane: Duel Panas di Jantung Lini Depan MU
-
Agen Bocorkan Calon Klub Baru Gianluigi Donnarumma dari Tanah Inggris
-
Nomor Punggung Sandy Walsh usai Resmi Gabung Klub Thailand, Buriram United
-
Cedera Ter Stegen Jadi Berkah Barcelona, Kiper Baru Bisa Didaftarkan
-
Rincian Jadwal LaLiga 2025/2026, Persaingan Ketat Liga Spanyol
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Ole Romeny Kaget Bisa Bela Timnas Indonesia, Baru Tahu Neneknya Lahir di Medan
-
Kalah 2-3 dari Malut United, Pelatih Borneo FC Soroti Kepemimpinan Wasit
-
Ole Romeny Beberkan Keajaiban yang Didapatnya Usai Pilih Bela Timnas Indonesia
-
Media Kanada Ungkap John Herdman Sudah Ditunjuk Jadi Pelatih Timnas Indonesia
-
Disebut Duet Bek Terbaik Serie A, Partner Jay Idzes Beri Respons Berkelas
-
Inter Milan Tutup 2025 dengan Memimpin Klasemen Liga Italia
-
Bocoran Media Belanda, Jordi Cruyff Sepakat Jadi Direktur Teknik Ajax Amsterdam
-
Napoli Bungkam Cremonese, Rasmus Hojlund Perdaya Emil Audero Dua Kali
-
Statistik Impresif Jay Idzes Saat Sassuolo Tahan Imbang Bologna
-
Jay Idzes Tampil Solid, Bantu Sassuolo Petik Satu Poin dari Markas Bologna