Bola / Bola Indonesia
Kamis, 18 September 2025 | 19:30 WIB
Patrick Kluivert saat membela Lille [Tangkap layar X]
Baca 10 detik
  • Daily Star menilai Kluivert mencoba perubahan radikal, tapi masih mencari formula tepat.
  • Timnas Indonesia dominan dalam penguasaan bola, namun lemah dalam penyelesaian akhir.
  • Laga melawan Arab Saudi dan Irak akan jadi ujian nyata efektivitas strategi baru Kluivert.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Timnas Indonesia kini tengah menyiapkan diri menghadapi Arab Saudi dan Irak pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Pertandingan yang dijadwalkan pada Oktober nanti bakal menjadi tantangan serius pertama bagi Patrick Kluivert sejak resmi menggantikan Shin Tae-yong di kursi pelatih.

Sorotan terhadap strategi baru Kluivert bahkan datang dari luar negeri.

Media Inggris, Daily Star, menulis panjang lebar soal perubahan yang sedang coba dibangun eks striker Barcelona tersebut.

“Ia mencoba melakukan perubahan radikal, tetapi kekalahan telak 1-5 dari Australia menjadi peringatan keras,” tulis Daily Star.

Hasil buruk itu membuat Kluivert kembali mengandalkan fondasi lama yang ditinggalkan Shin Tae-yong.

Ia sempat memakai formasi 3-4-3 saat melawan China, Bahrain, dan Jepang, sebelum mulai berani bereksperimen dengan pola lain.

Timnas Indonesia. (pssi.org)

Daily Star mencatat, “Kluivert tengah membangun identitas taktisnya sendiri, bukan hanya sekadar rotasi pemain.”

Kalimat ini merujuk pada uji coba formasi 4-4-2 yang dijalankan Kluivert pada FIFA Matchday September, ketika Indonesia menang telak 6-0 atas Chinese Taipei dan bermain imbang 0-0 dengan Lebanon.

Baca Juga: Pemain Timnas Indonesia Cuma Jadi Penonton Son Heung-min Hattrick di LAFC

Dalam dua laga tersebut, wajah Timnas Indonesia terlihat berbeda. Calvin Verdonk, misalnya, mendapat peran baru sebagai full-back terbalik ala Pep Guardiola.

Nathan Tjoe-A-On diplot lebih agresif sebagai perebut bola di lini tengah.

Marselino Ferdinan pun dicoba sebagai false nine untuk memberi variasi serangan.

Sementara Kevin Diks dipasang sebagai bek tengah, berduet dengan Jay Idzes.

Kombinasi keduanya mendapat sokongan dari Jordi Amat, serta barisan muda seperti Justin Hubner, Mees Hilgers, dan Rizky Ridho.

Meski dominan, terutama saat menghadapi Lebanon dengan catatan 81 persen penguasaan bola, Timnas Indonesia gagal mencetak gol.

Load More