Bola / Bola Indonesia
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 11:01 WIB
Patrick Kluivert (IG Patrick Kluivert)
Baca 10 detik
  • PSSI memecat Patrick Kluivert dan seluruh staf pelatihnya sebelum kontrak habis.

  • Justin Lhaksana tidak kaget dengan pemecatan, menyebut Kluivert gagal memahami kualitas pemain Timnas Indonesia.

  • Kesalahan pemilihan pemain dalam pertandingan krusial melawan Arab Saudi menjadi pemicu utama kegagalan Timnas Indonesia.

PSSI telah mengambil keputusan tepat dengan tidak memberikan kesempatan lagi hingga Piala Asia 2027, mengingat evaluasi mendalam yang dilakukan.

Justin Lhaksana membantah bahwa sistem empat bek adalah biang keladinya, menegaskan bahwa masalah utama murni terletak pada pemilihan individu pemain.

Ia memberikan contoh spesifik terkait nama-nama yang seharusnya segera ditarik dari lapangan pada waktu-waktu kritis.

"Kalau liat Beckham (Putra) itu harusnya menit 30 diganti. (Marc) Klok sama Yakob (Sayuri) itu di babak kedua awal harus diganti, bukan masalah tiga bek, empat bek," ujar Justin Lhaksana menjelaskan kesalahan taktis Patrick Kluivert.

Keputusan Kolektif PSSI dan Staf Kepelatihan

Ironisnya, pola permainan yang solid sudah terlihat saat Timnas Indonesia menghadapi Lebanon dan Taiwan di FIFA Match Day sebelumnya.

"Padahal ya lawan Lebanon dan Taiwan (di FIFA Match Day) udah kelihatan pattern-nya, tapi tiba-tiba rombak semuanya," tambah Coach Justin, menunjukkan inkonsistensi yang fatal.

Penghentian kontrak Patrick Kluivert dengan PSSI telah diumumkan secara resmi melalui laman federasi tersebut pada Kamis (waktu setempat).

Lembaga tertinggi sepak bola Indonesia mengklaim bahwa pemutusan hubungan kerja ini merupakan kesepakatan dari kedua belah pihak.

Baca Juga: Patrick Kluivert Resmi Dipecat, Konflik Internal Gerogoti Timnas Indonesia?

Pertimbangan utama PSSI adalah dinamika internal serta perencanaan strategis jangka panjang untuk masa depan pembinaan tim nasional.

"Penghentian kerja sama ini dilakukan atas dasar persetujuan kedua pihak dengan mempertimbangkan dinamika internal dan arah strategis pembinaan tim nasional ke depan. Dengan berakhirnya kerja sama tersebut, Tim Kepelatihan tersebut tidak lagi menangani Timnas Indonesia di level senior, U23, maupun U20,” tulis laman resmi PSSI, Kamis.

Dengan demikian, seluruh staf kepelatihan yang terkait dengan Patrick Kluivert tidak lagi bertanggung jawab atas tim Timnas Indonesia di level senior, U-23, maupun U-20.

Langkah cepat PSSI ini menjadi penekanan bahwa kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 tidak dapat ditoleransi.

Masyarakat kini menantikan siapa sosok pelatih baru yang akan dipercaya PSSI untuk memimpin Timnas Indonesia di tengah tuntutan prestasi global.

Pemecatan dini ini menjadi catatan penting dalam sejarah sepak bola nasional, sekaligus harapan baru bagi perbaikan signifikan performa Timnas Indonesia ke depan.

Load More