Bola / Bola Dunia
Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:25 WIB
Menjadi anak dari legenda sepak bola dunia bukanlah hal yang mudah. Hal itu diakui langsung oleh Quincy Kluivert, putra dari mantan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. [@Peterveghel]
Baca 10 detik
  • Quincy mengungkapkan betapa beratnya tumbuh di bawah bayang-bayang nama besar sang ayah.
  • Seperti ayah dan kakaknya, Justin Kluivert, Quincy juga sempat meniti karier sebagai pesepak bola muda.
  • Quincy juga mengakui bahwa tekanan terberat datang bukan dari lapangan, melainkan dari ekspektasi publik karena nama keluarganya.

Suara.com - Menjadi anak dari legenda sepak bola dunia bukanlah hal yang mudah. Hal itu diakui langsung oleh Quincy Kluivert, putra dari mantan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert.

Dalam sebuah wawancara bersama Real Talk, Quincy mengungkapkan betapa beratnya tumbuh di bawah bayang-bayang nama besar sang ayah.

“Tekanan itu selalu ada. Kalau aku melakukan sedikit kesalahan saja, reaksinya langsung besar. Orang-orang selalu membandingkan aku dengan ayah,” ujar Quincy dilansir dari Funx

Seperti ayah dan kakaknya, Justin Kluivert, Quincy juga sempat meniti karier sebagai pesepak bola muda.

Ia bermain untuk akademi Vitesse Arnhem, dan sempat menunjukkan potensi besar.

“Semuanya berjalan baik. Aku mencetak gol, latihan juga bagus. Mereka dua kali bilang aku akan dapat kontrak. Tapi setelah sembilan bulan, tidak ada kabar apa-apa,” kenangnya.

Situasi itu membuat Quincy kecewa dan kehilangan semangat untuk melanjutkan karier sepak bolanya.

“Sepak bola itu dunia yang keras. Banyak janji yang tidak ditepati. Waktu itu aku merasa sudah cukup, aku ingin berhenti,” katanya jujur.

Quincy juga mengakui bahwa tekanan terberat datang bukan dari lapangan, melainkan dari ekspektasi publik karena nama keluarganya.

Baca Juga: Aib STY! Ini Statistik Juan Carlos Osorio Calon Pelatih Timnas Indonesia

“Aku selalu bermain di bawah tekanan. Orang-orang tidak melihat aku sebagai Quincy, tapi sebagai anak Patrick Kluivert. Padahal, bagiku dia hanya ayahku, bukan idola,” ungkapnya.

Meski kini Quincy lebih dikenal sebagai DJ dan baru-baru ini tampil di ajang Boxing Influencers, ia tetap membawa kenangan pahit dan pelajaran berharga dari masa lalunya di dunia sepak bola.

“Aku belajar bahwa hidup tidak selalu tentang memenuhi ekspektasi orang lain. Sekarang aku fokus jadi diriku sendiri,” tutupnya.

Kontributor: Azka Putra

Load More