-
Man City menang dramatis 5-4, tetapi kebobolan empat gol Fulham.
-
Erling Haaland mencetak gol ke-100 Premier League dan menyumbang dua assist.
-
Kinerja pertahanan City buruk; Guardiola harus segera menemukan solusi cepat.
Suara.com - Pertandingan sengit di Craven Cottage berakhir dengan skor mencolok 5-4, mengamankan kemenangan bagi Manchester City.
Sembilan gol tercipta dalam duel penuh drama melawan Fulham, yang menunjukkan dua wajah berbeda dari skuad Pep Guardiola.
Fokus utama tertuju pada Erling Haaland yang mencatatkan tonggak sejarah dengan menyarangkan gol ke-100 di Premier League.
Kontribusi Haaland semakin fundamental dengan tambahan dua assist yang krusial bagi timnya yang diganjar rapor 8/10.
Di sisi lain, Phil Foden kembali menunjukkan ketajaman instingnya dengan mencetak dua gol penting yang juga memberinya rapor 8/10.
Foden berhasil menjadi pengatur tempo serangan City, terutama di sepertiga akhir lapangan, yang menjadi kunci kemenangan.
City tampil dominan dan sempat unggul besar, berhasil mencetak lima gol sebelum laga menyentuh menit ke-55.
Tijjani Reijnders turut mencatatkan namanya di papan skor melalui penyelesaian matang yang mengakhiri transisi cepat serangan tim.
Performa impresif Jeremy Doku dari sayap menghasilkan ancaman konstan, memberikan kontribusi langsung pada dua gol, sebelum ia ditarik keluar.
Baca Juga: Prediksi Fulham vs Manchester City: Ujian Berat The Cottagers Hadapi Amukan Haaland
Namun, pertahanan City menunjukkan kerapuhan yang signifikan ketika Fulham menolak menyerah dengan adanya gol dari Emile Smith Rowe jelang jeda.
Gol cepat tersebut berfungsi sebagai pemicu kebangkitan bagi tim tuan rumah, mengubah jalannya pertandingan menjadi kacau.
Rentetan gol balasan kemudian datang dari Alex Iwobi dan dua kali Samuel Chukwueze, menipiskan jarak secara drastis.
Kemenangan tiga poin ini tidak sepenuhnya menenangkan Pep Guardiola, karena hasil ini membuka sorotan besar terhadap organisasi pertahanan timnya.
Kinerja lini belakang The Citizens secara keseluruhan dinilai kurang memuaskan, terbukti dari banyaknya skor 5/10 yang diberikan kepada para pemain.
Kiper Gianluigi Donnarumma hanya mendapatkan nilai 5/10 karena dinilai kurang tegas dalam menguasai area kotak penalti.
Donnarumma juga melakukan kesalahan fatal dalam membaca arah bola pada situasi bola mati yang berujung pada gol kedua Samuel Chukwueze.
Di sisi kanan pertahanan, Matheus Nunes mendapatkan rapor buruk 5/10 karena lengah pada momen gol pertama Fulham.
Nunes kembali kesulitan dalam meredam tekanan yang datang dari sisi kanan lapangan.
Performa Nunes semakin menegaskan bahwa City masih sangat membutuhkan kehadiran bek kanan natural yang lebih mumpuni di dalam skuad.
Ruben Dias juga dinilai buruk dengan skor 5/10 karena penempatan posisinya yang kurang tepat sepanjang laga.
Kesalahan penempatan posisi Dias tersebut menyebabkan pemain Fulham menjadi onside pada proses terjadinya gol ketiga yang krusial.
Pengawasan lini belakang yang dilakukan Dias pun tidak seketat dan seakurat yang biasa ia tunjukkan saat bermain.
Rekan Dias di jantung pertahanan, Josko Gvardiol, juga diberi nilai 5/10 karena kurang agresif saat duel bertahan melawan penyerang Fulham.
Gvardiol sempat menunjukkan keraguan yang jelas di kotak lawan ketika ia memiliki peluang untuk mengunci kemenangan tim lebih awal.
Bek sayap Nico O'Reilly (5/10) kerap kali naik terlalu tinggi meninggalkan area yang rawan dieksploitasi oleh serangan balik cepat Fulham.
Nico Gonzalez, yang mendapatkan nilai 6/10, sempat kehilangan bola beberapa kali di lini tengah sebelum diganti.
Namun, absennya Gonzalez setelah ditarik keluar langsung terasa ketika Fulham mulai meningkatkan intensitas tekanan mereka di menit akhir.
Pengaruh Bernardo Silva (5/10) tampak menurun drastis seiring berakhirnya paruh pertama pertandingan.
Padahal, pemain asal Portugal itu menunjukkan awal pertandingan yang cukup menjanjikan di babak pertama sebelum kelelahan.
Ritme permainan Manchester City menjadi sangat tidak stabil saat Silva mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang signifikan.
John Stones yang masuk sebagai pemain pengganti justru membuat City kehilangan kontrol di sektor tengah lapangan, hanya diberi skor 5/10.
Savinho juga bernasib sama dengan rating 5/10, meskipun ia sempat membuat tekel penting saat waktu tambahan.
Sayangnya, keputusan Savinho untuk membawa bola keluar dari area berbahaya sendiri berujung pada hilangnya penguasaan bola.
Hasil akhir 5-4 yang dramatis ini menegaskan bahwa City memiliki kekuatan serangan yang sangat produktif.
Namun, mereka juga memiliki titik lemah serius yang harus segera diatasi oleh staf pelatih setelah pertandingan ini.
Kemenangan ini didapatkan melalui perjuangan mati-matian City untuk bertahan di sepuluh menit terakhir dengan selisih tipis.
Performa Foden dan Haaland yang sama-sama mencetak rapor 8/10 menjadi pembeda vital yang harus diapresiasi di laga kali ini.
Tanpa kontribusi maksimal dari dua bintang muda tersebut, Man City mungkin akan kehilangan tiga poin penting di Craven Cottage.
Haaland kini resmi mencatatkan sejarah sebagai salah satu pencetak gol tercepat yang mencapai 100 gol di kompetisi Liga Primer Inggris.
Gol ke-100 tersebut memperkuat posisinya sebagai striker paling mematikan di Eropa saat ini yang terus menciptakan rekor.
Foden, dengan dua golnya, melanjutkan performa panas dan konsisten yang telah ia tunjukkan di bawah arahan Pep Guardiola sepanjang musim.
Meskipun demikian, Guardiola wajib mencari solusi cepat untuk memperbaiki lini belakangnya yang terus goyah.
Sorotan tajam kini diarahkan pada sistem bertahan tim yang tampak mudah goyah dan membiarkan lawan mencetak empat gol.
Laga ini memperlihatkan bahwa Fulham mampu mengeksploitasi setiap ruang kosong yang ditinggalkan para bek City.
Gol Alex Iwobi dan dua gol Chukwueze adalah bukti nyata dari kelalaian organisasi di area pertahanan City yang tidak ketat.
Setiap pemain dengan nilai 5/10 harus segera dievaluasi mendalam oleh tim pelatih untuk meningkatkan kualitas.
Kemenangan liar ini menjadi pengingat bagi City bahwa gelar tidak hanya dimenangkan dengan serangan spektakuler semata.
Stabilitas dan konsistensi pertahanan adalah kunci penting untuk meraih trofi di akhir musim yang panjang dan melelahkan.
Man City akhirnya boleh lega dengan raihan tiga poin penuh dari perjalanan sulit ke Craven Cottage.
Namun, mereka harus segera belajar dari drama sembilan gol yang nyaris berujung kegagalan memalukan ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
Terkini
-
Pemain Keturunan Filipina Jadi Kartu AS Barcelona usai Dani Olmo Cedera Parah
-
Tekuk Atletico Madrid 1-3, Hansi Flick Sesumbar Barcelona Bakal Kuasai La Liga
-
Persib Bandung Mau Gaet Joey Pelupessy? Siapkan Uang Segini
-
Timnas Indonesia U-22 Pecahkan Rekor Jelang SEA Games 2025, Apa Itu?
-
Rapor Kevin Diks Blunder Dibikin Malu St Pauli
-
Diam-diam Justin Hubner Terbang! Update Nilai Pasar Pemain Keturunan Indonesia di Eropa
-
Adu Gaji Calon Pelatih Timnas Indonesia: Siapa Lebih Mahal, Van Bronckhorst atau John Herdman?
-
Erling Haaland Pecahkan Rekor 100 Gol Liga Inggris, Lebih Cepat 111 Laga dari Alan Shearer
-
Ivar Jenner Disebut Diminati 4 Klub Lokal, Tim Mana Saja?
-
Klasemen Liga Inggris: Pesta Gol di London, Manchester City Kejar Arsenal