Bola / Bola Indonesia
Minggu, 28 Desember 2025 | 07:00 WIB
Arsitek di Balik Bayang-Bayang: Menakar John Herdman untuk Timnas Indonesia [Instagram]
Baca 10 detik
  • John Herdman dibentuk oleh masa kecil di kota industri Consett, dipengaruhi semangat kakek dan tanggung jawab dini karena kondisi ayahnya.
  • Ia sukses membawa timnas Kanada pria dan wanita ke Piala Dunia, menggunakan taktik pragmatis dan filosofi persaudaraan yang kuat.
  • Kepemimpinannya ternoda oleh skandal spionase drone, yang berujung teguran resmi dari Canada Soccer atas pelanggaran kode etik.

Suara.com - Di bawah langit Consett, County Durham, yang sering kali muram, John Herdman kecil tumbuh di antara debu merah oksida besi yang menyelimuti kota industri baja itu.

Consett pada era 1980-an bukan sekadar titik di peta Inggris, ia adalah simbol keruntuhan ekonomi dan ketangguhan kelas pekerja yang terluka.

Di kota inilah, karakter seorang pria yang kelak mencetak sejarah sepak bola dunia ditempa oleh kemiskinan, loyalitas keluarga, dan dialektika antara kerapuhan serta kekuatan.

Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati [Suara.com]

Akar dari Kesunyian Consett

Hidup John Herdman tidak dimulai dari kemewahan akademi elit. Ia adalah produk dari tanggung jawab yang datang terlalu dini.

Ayahnya, Norman Herdman, bergulat dengan depresi manik dan skizofrenia yang berat.

John muda sering kali harus menjemput ayahnya yang berkhotbah tak terkendali di gereja atau berbicara sendiri di pusat perbelanjaan, sebuah pengalaman yang memaksanya menjadi figur ayah bagi adiknya, Martin, saat ia sendiri masih membutuhkan perlindungan.

Ketangguhan ini semakin diperkuat oleh sang kakek, John Martin, seorang mantan petinju dan pemimpin serikat buruh yang melawan kebijakan Margaret Thatcher dengan kepalan tangan dan orasi.

Dari sang kakek, Herdman mewarisi semangat perlawanan, dari sang ayah, ia belajar empati terhadap kondisi psikologis manusia.

Baca Juga: Jadi Kandidat Kuat Latih Ole Romeny Cs, John Terry Kantongi Lisensi UEFA Pro

Perpaduan inilah yang kelak melahirkan konsep The Brotherhood atau persaudaraan, sebuah filosofi kepemimpinan yang ia gunakan untuk menyatukan Timnas Kanada yang awalnya tercerai-berai.

Taktik dan Transformasi sang Maestro

Bagi Herdman, taktik bukan sekadar formasi kaku di atas papan tulis. Ia adalah seorang pragmatis yang percaya bahwa mindset akan selalu melampaui struktur.

Di Kanada, ia menunjukkan fleksibilitas luar biasa, beralih dari formasi 3-4-3 yang cair menjadi 4-4-2 yang sangat rapat.

Keberaniannya menempatkan Alphonso Davies di berbagai posisi—sebagai "Maverick" yang bebas meledak—adalah bukti bahwa ia melatih manusia, bukan sekadar bidak catur.

Namun, di balik kejeniusannya membawa tim nasional wanita dan pria Kanada ke putaran final Piala Dunia, sebuah pencapaian pertama dalam sejarah bagi seorang pelatih, terdapat obsesi yang terkadang melewati batas.

Load More