Suara.com - Perfilman Tanah Air terus mendapat momentum untuk maju dan berkembang. Selain mendapat apresiasi di dalam negeri, sejumlah inisiasi untuk mendukung perkembangan film Tanah Air muncul dari berbagai belahan dunia.
Kabar terbaru datang dari negeri Paman Sam. Indonesian-American Cine Club (IACC), sebuah club film yang baru saja digagas oleh pecinta film tanah air di New York City akan meluncurkan program nonton film Indonesia bulanan di New York City, AS.
IACC dibentuk dengan tujuan melestarikan dan mempromosikan film Indonesia di Amerika melalui program pemutaran film dan diskusi yang berkelanjutan. "Dunia perfilman Indonesia saat ini sedang berkembang dan kami ingin mempromosikan film-film berkualitas tersebut di Amerika, khususnya di kota New York sebagai salah satu kota barometer perfilman dunia", Lutfi Kurniawan, koordinatior IACC dalam rilis yang diterima Suara.com, Rabu (21/1/2015).
IACC akan meluncurkan program bulanan nonton film Indonesia di kota New York, Amerika melalui pemutaran film-film Indonesia berkualitas. Program nonton bulanan film Indonesia ini untuk membantu membangun mementum emas perfilman Indonesia di tanah air dengan banyaknya bakat-bakat muda yang bermunculan dengan karya mereka yang sudah diakui di dunia International.
Sebagai film pembuka program pemutaran bulanan ini dipilih film Tabula Rasa (LifeLike Pictures) karya Adriyanto Dewo pada Sabtu, 24 January 2015 di Anthology Film Archive, 32 Second Avenue New York. NYC. IACC memilih
Tabula Rasa, film tentang kuliner khas Indonesia yang juga bercerita tentang cinta, dedikasi dan keberagaman budaya dan kekayaan alam Indonesia melalui makanan.
Tabula Rasa mendapatkan penghargaan Piala Citra FFI 2014 dalam kategori penulis skenario terbaik (Tumpal Tampubolon), Sutradara terbaik (Adriyanto Dewo), Pemeran utama perempuan terbaik (Dewi Irawan) serta Pemeran pendukung laki-laki terbaik (Yuyu Unru). "Melalui film ini, kami berharap bisa menarik banyak penonton non WNI yang ada di New York sehingga kami bisa mengenalkan budaya Indonesia melalui film ", Iin Purwanti, salah satu pendiri IACC.
Ke depan, IACC berencana untuk menyelenggarakan diskusi dan workshop film untuk penikmat film Indonesia di New York City sebagai ruang apresiasi bagi pembuat film Indonesia. Selain itu, dalam waktu dekat juga IACC akan membangun jaringan komunitas pecinta Film Indonesia-Amerika sebagai upaya menjadikan film Indonesia masuk peta perfilman dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Yudo Sadewa Geram Dituduh Hidup dari Uang Negara, Tegaskan Sumber Kekayaannya dari Aset Kripto
-
Manajer Artis ini Diduga Sentil Hubungan Erika Carlina dan DJ Bravy Setingan
-
Tasya Farasya Resmi Menjanda
-
Klaim Bukan Carmuk atau Menjilat, Mayangsari Bersyukur Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
Anak Kini Cetak Prestasi Akademik, Dulu Limbad Disorot karena Konflik Istri Pertama dan Kedua
-
Deddy Corbuzier Ungkap Alasan Tak Buat Video Klarifikasi Perceraian, Sindir Pakar Ekspresi
-
Soroti Kasus Gus Elham, Richard Lee Minta Orangtua Waspadai Predator Berkedok Agama
-
Menurut Deolipa Yumara, Kasus Vadel Badjideh Termasuk Pembunuhan: Hukumannya Berat
-
Piyu Padi: Minta Izin Nyanyikan Lagu Ada di UU Hak Cipta Baru, Bukan Gimik
-
Curhat Judika di DPR Soal Kisruh Royalti: Harus Sama-Sama Diskusi, Bukan Debat