Suara.com - Legenda rock Axl Rose, vokalis band Guns N'Roses, bereaksi atas eksekusi mati pimpinan Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/4/2015) dini hari.
Musisi 53 tahun itu mengirim komentar kepada Presiden Jokowi yang menolak permohonan grasi yang diajukan oleh Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
Pemilik nama asli William Bruce Rose, Jr ini memuat lima cuitan di akun Twitternya. Pertama-tama ia menulis: "Ini sangat mengganggu Presiden Widodo mengabaikan protes internasional dengan mengeksekusi 8 orang."
Pelantun Sweet Child O'mine itu lalu membuat referensi kepada Mary Jane Fiesta Veloso, warga negara Filipina, yang terhindar dari regu tembak pada Selasa malam setelah informasi perekrutnya di Filipina menyerahkan diri ke polisi.
"Mari kita berdoa penangguhan hukuman Nona Veloso menjadi permanen."
Axl pun menyoroti Jokowi yang menurutnya tergesa-gesa melaksanakan hukuman mati setelah dugaan suap hakim yang menangani Bali Nine mencuat.
Media Australia menyebut terpidana mati Andrew Chan dan Sukumaran dimintai uang 130 ribu dolar Amerika agar mendapat hukuman di bawah 20 tahun. Namun, tetap saja duo ini dicabut nyawanya oleh regu tembak.
"Widodo yang menolak menunda eksekusi sampai semua persoalan hukum dan penyelidikan korupsi diselesaikan adalah hal yang tidak bisa dimaafkan."
Setelah itu, Axl meluapkan kekecewaannya kepada Jokowi yang berada di luar negeri saat eksekusi dilakukan.
"Untuk Widodo yang berada di luar negeri dengan pernyataan besarnya yang menolak terima panggilan atau membaca di menit-menit terakhir atas kecaman adalah pengecut," tulis Axl dengan nada kasar.
"Rakyat Indonesia layak lebih baik," pungkasnya.
Beberapa jam sebelumnya, Axl menulis surat terbuka kepada Jokowi, di mana ia menyampaikan apresiasi saat ia konser di Jakarta dengan bandnya pada tahun 2012.
Surat dengan 1.500 kata itu menyebut secara spesifik Andrew Chan, Sukumaran, dan Mary Jane. Orang-orang itu dieksekusi regu tembak pada Rabu dini hari, meskipun tekanan datang dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop agar dihentikan eksekusi mati.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Riri Riza Spill El Putra Sarira dan Leya Princy Asyik Berduaan di Busan
-
7 Drama tvN dengan Rating Tinggi, Terbaru Bon Apptit Your Majesty
-
Jauh-jauh dari India, Lamaran Vlogger Ini Ditolak Gadis Baduy
-
Bon Appetit Your Majesty Berakhir, Salam Perpisahan Manis dari Yoona dan Lee Chae Min Curi Perhatian
-
Dari 'Radja' ke 'Benci Mencinta': Loh Kok Tum Band Bawa Nostalgia dan Kejutan di W Super Club
-
Film Rangga & Cinta Jadi Kado Wisuda Buat El Putra Sarira
-
El Putra Sarira dan Leya Princy Sebut Adegan Putus Jadi Paling Sulit, Padahal Tak Pernah Pacaran
-
Episode Terakhir Bon Apptit Your Majesty Cetak Rekor, Buktikan Sihir Yoona dan Lee Chae Min
-
Nicholas Saputra Ungkap Insting Saat Pilih El Putra Jadi Rangga di Film Rangga & Cinta
-
5 Fakta Menarik Drakor The Manipulated, Kembalinya D.O EXO Jadi Villain