Suara.com - Najwa Shihab angkat bicara mengenai dirinya yang dilaporkan Relawan Jokowi Bersatu ke Polda Metro Jaya. Perempuan yang disapa Nana itu dilaporkan setelah melakukan wawancara "Bangku kosong" terhadap Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto di program Mata Najwa.
Melalui Instagram, Najwa Shihab mengaku tahu dilaporkan ke Polda Metro Jaya setelah dihubungi beberapa rekan media yang ingin meminta klarifikasinya.
"Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan," tulis Najwa Shihab, di caption tangkapan foto berita tentang dirinya yang dilaporkan.
Namun Najwa Shihab mengaku tahu kalau laporan tersebut tidak diterima oleh pihak Polda Metro Jaya dan menyerahkan ke Dewan Pers. Tapi andai ia diperiksa polisi terkait "Kursi Kosong", perempuan 43 tahun ini mengaku siap menjalani pemeriksaan.
"Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu," kata Najwa Shihab melanjutkan.
Lebih jauh, Najwa Shihab kemudian memberi penjelasan soal alasannya membuat wawancara dengan gaya bangku kosong.
Menurutnya, hal itu harus ia lakukan karena sebagai pejabat publik, Menteri Terawan sangat sulit diundang ke berbagai acara pers, tidak saja Mata Najwa. Apalagi, sebagai menteri kesehatan, Menteri Terawan seharusnya bisa memberikan informasi tentang Covid-19 yang jumlah korbannya terus meningkat.
"Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi. Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun. Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja," tuturnya.
"Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi," katanya menyambung.
Baca Juga: Dipolisikan karena Kursi Kosong Terawan, Najwa Shihab Siap Diperiksa
Menurut Najwa Shihab media massa perlu menyediakan ruang diskusi dan mengawasi kebijakan yang dibuat pemerintah.
"Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik. Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli atau lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa," ucap putri Quraish Shihab ini.
Najwa Shihab menegaskan, apa yang dilakukannya masih dalam kaidah jurnalistik.
"Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu 'mengembangkan pendapat umum' dan 'melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum'," katanya.
Menurut Najwa Shihab, wawancara "Kursi Kosong" memang baru di Indonesia. Tapi tidak dengan sejumlah negara yang dikenal lebih lama menjalani kemerdekaan pers. Salah satnya beberapa televisi di Amerika.
"Sependek ingatan saya, treatment 'Kursi Kosong' ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang. Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O'Donnell di MSNBC's dalam program Last Word," jelasnya.
Berita Terkait
-
Biodata dan Pendidikan Najeela Shihab: Kakak Najwa Shihab, Pendiri Sekolah Cikal
-
Jabatan Mentereng Najeela Shihab, Kakak Najwa Shihab yang Terseret Kasus Korupsi Nadiem Makarim
-
Najwa Shihab Rayakan Anniversary ke-28 Tanpa Suami, Kenang Momen Terakhir di Konser Coldplay
-
Anggota DPR Terima Dana Reses Rp2,5 Miliar, Najwa Shihab: Masalahnya, Cair ke Kantong Pribadi
-
Najwa Shihab Tak Terlalu Kaget, Sri Mulyani Berkali-Kali Ingin Mundur Tapi Akhirnya Dicap Reshuffle?
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Mengenal Clot, Gumpalan Darah Mematikan yang Renggut Nyawa Ayah Jerome Polin
-
Ipar Adalah Maut the Series Tayang Kapan? Intip 3 Fakta Menariknya
-
Sule Tak Dapat Job TV 3 Tahun Gara-gara Tolak Di-roasting, Kasus Kiky Saputri atau Shandy Aulia?
-
Beda dengan Onad, Ini Alasan Habib Jafar Gak Speak Up saat Coki Pardede Ditangkap
-
4 Drama Korea Populer Tema Kerajaan 2025, Terbaru Moon River
-
Sinopsis Is This Thing On? Film Baru Bradley Cooper Raup 94 Persen di Rotten Tomatoes
-
Tengku Dewi Ungkap Andrew Andika Hanya Beri 10 Persen Nafkah untuk Anak
-
Hamish Daud Diduga Selingkuh Lewat Pinterest, Rencanakan Rumah Masa Depan dengan Wanita Lain?
-
Ibu Jerome Polin Kenang Kisah Asmara Bersama Suami: Kami Cinta Pertama saat SMA
-
Kritik Pedas Is Pusakata Soal Survei Wapres Gibran: Candaan Sony Wakwaw Lebih Menghibur