Suara.com - Krisdayanti beberapa tahun belakangan dikenal sebagai salah satu artis yang aktif berkarier di bidang politik. Bersama para anggota Komisi IX DPR-RI, ia jadi salah satu publik figur yang ikut berpartisipasi menyusun RUU Kesehatan.
Namun di sisi lain, Krisdayanti juga tetap dipandang sebagai salah satu diva musik Tanah Air. Karya-karya lamanya masih digandrungi sampai sekarang.
Belum lama ini, Krisdayanti memutuskan kembali berkarya di industri musik. Ia merilis ulang single Mencintaimu yang pada masanya sempat jadi lagu terlaris.
Lantas, apakah yang membuat Krisdayanti berkiprah lagi meramaikan pasar musik Tanah Air? Benarkah ia tak mau kehilangan ketenaran di dunia yang membesarkan namanya?
Seperti apa juga lika-liku perjalanan karier Krisdayanti sampai dikenal jadi salah satu diva musik Tanah Air? Berikut hasil perbincangan dengan Krisdayanti:
Kilas balik perjalanan karier dari awal sampai sekarang seperti apa?
Ya senang ya kalau saya masih dihargai sampai saat ini sebagai penyanyi atau seniman musik.
Dulu awal karier bermusik seperti apa?
Kalau ini ada cerita dari lama. Saya pertama kali nyanyi rekaman dulu saya dibayarnya Rp 15 ribu, Rp 25 ribu. Itu saya masih ingat banget, tahun 84 di Pasar Baru.
Baca Juga: 7 Artis Ketahuan Main Serong, Ada yang Menikah dan Hidup Bahagia dengan Selingkuhannya
Sampai kapan itu dibayar murah?
Sampai booming. Kan dulu kalau booming lagunya, dia bisa suka-suka saja naikin harga tanpa ada siapa yang lebih tinggi. Cuma ya memang sudah mematok harga rata-rata.
Seberapa besar tarif manggung yang disiapkan waktu itu?
Ya lumayan lah. Naiknya bertahap ya, dari Rp 2 juta, terus Rp 7 juta.
Selain dibayar murah, lika-liku apa lagi yang pernah dirasakan selama karier bermusik?
Nggak sih, ya namanya memulai sesuatu dari bawah. Seperti penyanyi baru pada umumnya saja. Untuk promosi saya datang ke radio, ke televisi.
Sampai akhirnya dilabeli sebagai salah satu diva musik Tanah Air ya?
Ah, itu lagi beruntung saja. Pas tahun itu lagi mudah gitu. Diva itu kan penyanyi perempuan yang harus konsisten sama karyanya. Nah, saya belum sepenuhnya begitu.
Sempat memilih fokus ke politik, kenapa sekarang memutuskan berkarya lagi?
Saya sudah diizinin suami buat rekaman lagi. Semua ridhonya kan dari rumah.
Termasuk upaya mempertahankan eksistensi juga ya?
Ya ini salah satunya. Sama biar nggak pikun ya. Kalau bikin aransemen kan jadi ada pressure, ada endurance yang harus bisa diingat. Jadi harus latihan supaya nggak pikun. Kan saya memang lumayan banyak pikunnya.
Tidak takut terbagi fokusnya sebagai anggota dewan?
Ya namanya work life balance ya, jadi memang harus menjalani semuanya. Cuma yang penting memang rumah tangga harus beres dulu.
Dari kapan memikirkan untuk kembali berkarya lagi di panggung musik?
Sudah dari tahun lalu sebenarnya, karena kan harus izin dulu.
Sekarang kembali berkarya lagi, apa yang membedakan dari pengalaman bernyanyi dulu?
Ya sekarang sudah lebih banyak pengalaman ya, sudah lebih banyak jam terbang. Penyanyi di mana pun pasti jauh lebih confident kalau dia punya lagu sendiri. Kalau dulu nyanyi di mana pun maunya tuh jadi penyanyi pertama, karena takut lagu jagoannya dinyanyikan oleh penyanyi lain. Jadi saya jauh lebih percaya diri ketika tanggung jawab moralnya seorang penyanyi itu bukan hanya dari konser, tapi juga dengan lagu-lagu yang bisa dibawakan, dia eksplor seluas-luasnya.
Tanggung jawab penyanyi juga harus bisa mengindahkan sebuah lagu dengan ibaratnya, ya memang nggak ada caranya untuk menyanyi komersil, tapi pasti dia punya teknik nyanyi sehingga lagu itu bisa di sing along sama pendengarnya, sama fansnya. Ya itu mungkin hasil perjalanan karier yang begitu panjang.
Ada kendala apa saja setelah kembali ke dapur rekaman?
Nggak terlalu sih. Kan saya masih vocalize ya, walaupun sudah empat kali melahirkan gitu. Ya ini kan anugerah ya, jadi saya tidak mau ada gesekan. Saya harus tetap jaga untuk tampil baik, saya latihan terus.
Berita Terkait
-
Interview: Berawal dari Model Majalah, Begini Perjalanan Karier Reza Rahadian
-
Interview: Bangkitnya Asa Bermusik Zul Zivilia di Balik Jeruji Besi
-
Interview: Perjalanan Karier Clay Gribble di Dunia Entertainment, Ogah Ambil Jalan Pintas
-
Interview: Rambut Gondrong jadi Persiapan Arbani Yasiz untuk Lakoni Proyek Film Terbaru
-
Interview: Cerita Di Balik Hijrahnya Aming
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinopsis Tomb Watcher, Teror di Balik Peti Mati Wanita Pebisnis Kaya Raya
-
Jakarta World Cinema 2025: Gerbang Sinema Dunia Kembali Terbuka di Ibu Kota
-
Tribute to Gustiwiw, Salah Satu yang Spesial di Synchronize Festival 2025
-
The Darkest Hour: Kengerian Alien Tak Kasat Mata Teror Moskow, Malam Ini di Trans TV
-
Tinggal di Denpasar, Bagaimana Kondisi Jennifer Coppen Saat Banjir?
-
Bukan Komedi Biasa, Ini 3 Fakta Menohok di Balik Sindiran Mundur Wendy
-
The Dark Tower: Pertarungan Lintas Dimensi Idris Elba-Matthew McConaughey, Malam Ini di Trans TV
-
Kondisi Terkini Mama Amy Diungkap Raffi Ahmad Usai Operasi
-
Rayakan Satu Dekade, Synchronize Fest 2025 Siap Guncang dengan 147 Musisi Lintas Generasi
-
Ustaz Felix Siauw Sentil Penjarah di Rumah Anggota DPR: Kalian Tidak Beda dengan Koruptor