Pemimpin Ponpes Gus Yusuf Chudlori Anggap Wajar Perilaku Gus Miftah ke Penjual Es Teh Keliling

Suara.com - Pimpinan Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Gus Yusuf Chudlori, angkat bicara terkait perilaku Gus Miftah yang menghina penjual es teh keliling di acara pengajian.

Menurut Gus Yusuf, perkataan Gus Miftah terhadap penjual es teh tersebut terjadi secara spontan dan itu adalah bagian dari komunikasi sang pendakwah dengan jamaahnya.

"Terkait dengan video Gus Miftah dengan bakul es, itu di Magelang, ketepatan saya ada di samping beliau, hadir di majelisnya," ujar Gus Yusuf, dikutip dari cuitan akun X @neVerAl0nely, Rabu (3/12/2024).

Guyonan dengan melontarkan kata "goblok" kepada penjual es teh dianggap wajar dan sebagai hal yang biasa oleh Gus Yusuf.

Bagi Gus Yusuf, itu adalah cara komunikasi Gus Miftah dengan para jamaah yang datang ke acara pengajiannya.

"Saya waktu itu melihat itu spontan, bagian dari komunikasi Gus Miftah dengan bakul, dengan jamaah, ya guyonan biasa. Jadi itu ya wajar-wajar saja," sambungnya sambil tersenyum.

Gus Yusuf mewajarkan candaan tersebut lantaran pria dengan jabatan Utusan Khusus Presiden itu kerap memborong dagangan-dagangan penjual keliling.

"Toh, Gus Miftah juga sering borong bakul-bakul es seperti itu, ngelarisi jajanan-jananan punya jamaahnya," imbuhnya lagi.

Pada ucapan terakhirnya, Gus Yusuf meminta publik untuk tidak memotong video pengajiannya. Bahkan, ia meminta masyarakat untuk turut datang ke pengajian Gus Miftah supaya tahu cara dakwahnya.

Baca Juga: Viral Gus Miftah Olok-Olok Penjual Es Teh, Ada yang Mau Umrahkan Si Bapak

"Jadi tolong jangan dipotong videonya. Atau sekali-kali kalian datang di majelisnya, agar bisa melihat secara utuh kedekatan Gus Miftah dengan jemaahnya," tandasnya.

Pembelaan dari Gus Yusuf malah membuat warganet semakin murka.

"Emang orang itu pantas direndahkan dan diejek seenaknya di depan umum? Pelajaran dari mana itu? Pimpinan-pimpinan ponpes tapi oko pada tidak punya adab," tegur seorang warganet.

"Wajar katanya? Apa harus ngegoblok-goblokin di depan umum, mana ngakak-ngakak. Itu sangat tidak beradab," kata warganet yang lain.

"Astagfirullah, bukannya menganjurkan untuk meminta maaf kalau perbuatan si Miftah sangat tercela, eh dibuat seolah-olah itu normal aja, perbuatan memaki dan merendahkan seseorang," heran warganet yang lainnya.