Suara.com - Joko Anwar dikenal luas sebagai salah satu sutradara dengan reputasi kuat dalam genre horor lewat film-film seperti "Pengabdi Setan" dan "Perempuan Tanah Jahanam."
Namun, perjalanan karier Joko Anwar tak hanya berhenti di genre menakutkan dan penuh teror.
Sutradara kelahiran 1976 ini juga telah mengukir prestasi melalui film-film di luar genre horor.
Salah satu karya terbarunya, "Pengepungan di Bukit Duri" siap tayang dan memperkuat reputasinya sebagai sutradara multigenre.
Berikut lima film karya Joko Anwar selain horor yang membuktikan kepiawaiannya dalam mengangkat cerita dari berbagai sudut pandang.
1. Janji Joni (2005)
Film debut Joko Anwar sebagai sutradara ini merupakan drama komedi romantis yang penuh warna.
"Janji Joni" berkisah tentang Joni (Nicholas Saputra), seorang kurir roll film yang menjunjung tinggi profesionalismenya.
Dalam misinya mengantar film tepat waktu, dia bertemu seorang wanita misterius yang menjadi pemicu petualangan seru, penuh rintangan dan humor khas kota Jakarta.
Baca Juga: Kalahkan Malaysia, Jumbo Jadi Film Animasi Asia Tenggara Terlaris Sepanjang Masa
Lewat film ini, Joko Anwar menyajikan cerita sederhana dengan eksekusi yang segar dan memikat, menjadikannya salah satu film ikonik di awal era 2000-an.
2. Kala (2007)
Dengan "Kala," Joko Anwar menjelajah genre yang tak biasa di perfilman Indonesia saat itu, yakni noir.
Film ini menyuguhkan atmosfer gelap dan penuh teka-teki, mengisahkan dua tokoh utama, Eros (Ario Bayu) dan Janus (Fachri Albar).
Mereka terseret dalam sebuah konspirasi besar tentang ramalan dan sosok "Ratu Adil" yang akan menyelamatkan negeri.
"Kala" tak hanya menjadi pionir film noir di tanah air, tetapi juga menunjukkan bagaimana Joko Anwar mengolah narasi kompleks dengan elemen thriller dan fantasi dalam balutan gaya visual yang berani
3. A Copy of My Mind (2016)
Dalam film ini, Joko Anwar menampilkan kisah cinta dua insan kelas pekerja Jakarta, yitu Sari (Tara Basro), pegawai salon murah, dan Alek (Chicco Jerikho), penerjemah subtitle DVD bajakan.
Namun, hubungan mereka terganggu saat Sari secara tak sengaja terlibat dalam skandal politik tingkat tinggi.
"A Copy of My Mind" adalah potret Jakarta yang keras, penuh kontradiksi, namun tetap menyimpan keindahan lewat lensa kejujuran dan romantisme.
Film ini tidak hanya mendapat pujian dalam negeri, tetapi juga ditayangkan di berbagai festival film internasional, termasuk Venice Film Festival.
4. Gundala (2019)
Sebagai pembuka Jagat Sinema Bumilangit (Bumilangit Cinematic Universe), "Gundala" memperkenalkan pahlawan super lokal dengan kedalaman karakter dan isu sosial yang relevan.
Sancaka (Abimana Aryasatya) adalah figur anak jalanan yang tumbuh menjadi pahlawan setelah mendapatkan kekuatan dari petir.
Dalam film ini, Joko Anwar berhasil menyatukan aksi, drama, dan kritik sosial dalam format blockbuster yang tetap punya ciri khas lokal.
"Gundala" menjadi bukti bahwa film superhero Indonesia bisa tampil megah dengan plot cerita cukup solid di saat yang bersamaan.
5. Pengepungan di Bukit Duri (2025)
Film terbaru Joko Anwar ini mengambil latar di masa depan, tepatnya 2027, saat Indonesia digambarkan sebagai negara yang dilanda ketidakadilan sosial dan konflik horizontal.
Edwin (Morgan Oey), seorang guru pengganti idealis, harus mengajar di sebuah sekolah penuh siswa bermasalah, SMA Duri.
Namun, lebih dari sekadar mengajar, ternyata dia mencari keponakannya yang hilang di tengah kekacauan tersebut.
Dalam suasana yang mencekam dan penuh tekanan, Edwin dihadapkan pada dilema moral, ancaman fisik, dan konspirasi yang lebih besar dari yang dia duga.
Film ini menjadi salah satu proyek ambisius Joko Anwar karena merupakan hasil kolaborasi dengan Amazon MGM Studios.
Dijadwalkan tayang 17 April 2025, "Pengepungan di Bukit Duri" menjadi salah satu film paling dinanti tahun ini.
Kontributor : Chusnul Chotimah
Berita Terkait
-
Tim Marketing Disebut-sebut Jadi Kunci Kesuksesan Film Jumbo, Visinema Berterima Kasih
-
Bintangi Film Cocote Tonggo, Asri Welas Nyaris Nangis Curhat jadi Bahan Omongan
-
Ulasan Film The Call, Harga yang Harus Dibayar oleh Para Pengingkar Takdir!
-
Ulasan Film The First Omen: Nggak Cuma Jump Scare, tapi Juga Psychological!
-
Libur Paskah Lebih Berkesan, Ini 4 Rekomendasi Film yang Cocok untuk Refleksi
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Batal Tampil di Pestapora 2025, Banda Neira Tolak Sponsor Freeport
-
Olvah Alhamid Berharap RUU Perampasan Aset Segera Disahkan
-
Ikuti jejak 21 Musisi Lain, Bilal Indrajaya mundur dari Pestapora
-
Risalah Hat dan Cukup Siti Nurbaya, 2 Lagu Kenangan Dhani-Maia yang Panaskan Konser Dewa 19
-
Dipolisikan Ahmad Dhani, Lita Gading Berani Serang Pendidikan Mulan Jameela di DPR
-
30 Tahun Jadi Baladewa, Laki-Laki Ini Sukses "Racuni" Putrinya dengan Lagu-Lagu Dewa 19
-
Ella JKT48 Kena Skandal Apa? Dinonaktifkan Karena Langgar Golden Rules
-
Deep Blue Sea: Hiu Cerdas Pemburu Ilmuwan, Tayang Malam Ini di Trans TV
-
Kondisi Terkini Area GBK, Lokasi Konser Dewa 19 All Stars
-
Aksi Syahrini Lap Tangan ke Jas Reino Barack Usai Pegang Mikrofon Bikin Gaduh