Suara.com - Kabar kepergian Ozzy Osbourne untuk selama-lamanya meninggalkan duka yang mendalam bagi pecinta musik dunia, khususnya yang menggemari band Black Sabbath.
Kabar Ozzy Osbourne meninggal dunia pada 22 Juli 2025 waktu setempat cukup membuat fans syok.
Pasalnya Ozzy Osbourne baru menggelar konser bareng Black Sabbath pada awal Juli lalu.
Kendati begitu, fans tentu mengetahui apabila Ozzy Osbourne telah lama menderita penyakit Parkinson.
Selain menderita Parkinson, berikut ini riwayat kesehatan Ozzy Osbourne sebelum meninggal dunia.
1. Ozzy Osbourne Derita Patah Tulang
Ozzy Osbourne dilaporkan mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya, yaitu leher, selangka, dan rusuk.
Patah tulang itu dialami Ozzy dalam kecelakaan sepeda di Buckinghamshire, Inggris pada 2003 silam.
Kondisi tersebut bahkan membuat Ozzy kala itu sempat henti napas selama 1,5 menit, serta ada kemungkinan lumpuh.
2. Ozzy Osbourne Pernah Pakai Narkoba
Dalam pengakuannya pada 2013, Ozzy Osbourne membenarkan pernah menjadi pecandu alkohol dan narkoba selama 1,5 tahun.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Black Sabbath, Band Legendaris yang Baru Ditinggal Ozzy Osbourne
Ozzy mengaku sekaligus menegaskan akan menghentikan kebiasaan buruk yang membahayakan kesehatannya tersebut.
Meski berupaya melawan kecanduan narkoba dan alkohol, Ozzy blak-blakan belum bisa sepenuhnya lepas.
Di sebuah podcast yang dihadirinya tahun 2024, Ozzy mengaku sesekali masih mencicipi ganja.
3. Ozzy Osbourne Idap Pneumonia
Pada 2019, Ozzy Osbourne pernah terjatuh di rumahnya hingga harus menjalani prosedur operasi di leher.
Tak sampai di situ, Ozzy kembali menjalani operasi tulang belakang pada 2022 karena insiden tersebut.
Operasi-operasi yang harus dijalani Ozzy kemungkinan bukan hanya disebabkan insiden terjatuh di rumah pada 2019, tetapi juga dampak kecelakaan tahun 2003.
Satu hal yang pasti, catatan kesehatan Ozzy pada 2019 menerangkan cedera aerobik yang semakin parah.
Di tahun yang sama, Ozzy Osbourne didiagnonis menginap pneumonia menurut laporan media People.
4. Ozzy Osbourne Divonis Parkinson
Tahun 2020, Ozzy mengungkap penyakit Parkinson yang diduga juga menjadi penyebab kematiannya.
Namun ternyata penyakit Parkinson telah diderita Ozzy sejak 2003, hanya saja baru diungkapnya lima tahun lalu.
"Itu bukan hukuman mati," ujar Ozzy saat menceritakan penyakitnya kala itu.
Sebagaimana diketahui, Ozzy Osbourne pun vakum dari dunia musik sejak 2003. Kondisi kesehatannya diumumkan menurun sejak usia 55 tahun.
Oleh karenanya, penampilan Ozzy dalam konser "Back to the Beginning" di Birmingham, Inggris beberapa waktu lalu sangat dinantikan.
Tak disangka penampilan tersebut menjadi yang terakhir untuk Ozzy sebelum meninggal di usia 76 tahun.
Menariknya, konser "Back to the Beginning" berhasil menggalang dana US$190 juta atau sekitar Rp3 triliun yang disumbangkan Ozzy untuk pengobatan penyakit Parkinson bagi yang membutuhkan.
5. Ozzy Osbourne Alami Depresi
Masalah kesehatan yang membuat Ozzy Osbourne harus menjalani perawatan intensif ternyata mempengaruhi mentalnya.
Media Guardian melaporkan pada Mei 2025, bahwa Ozzy mengaku depresi melewati semua penyakit sekaligus pengobatannya.
Sebagai informasi, Parkinson merupakan penyakit yang mengganggu sistem saraf sehingga mempengaruhi gerakan tubuh. Salah satu gejalanya adalah tremor yang sangat parah.
Tak ayal mobilitas Ozzy menjadi terbatas sejak menderita penyakit tersebut.
Menurut Sharon Osbourne, istri Ozzy, Parkinson bukan penyakit yang bisa distabilkan.
Beberapa bagian tubuh Ozzy, terutama kaki, menjadi terpengaruh Parkinson meski suaranya sebagai seorang penyanyi tidak pernah berubah.
Sebelum meninggal dunia, Ozzy memberikan pernyataan yang menginspirasi banyak penderita Parkinson untuk tidak berputus asa.
"Saya berhasil mencapai tahun 2025. Saya tidak bisa berjalan, tetapi terlepas dari semua keluhan saya, saya masih hidup," ujar Ozzy yang menderita Parkinson selama 23 tahun di acara radion SiriusXM, mengutip media People.
Itu dia riwayat kesehatan Ozzy Osbourne hingga akhir hayatnya. RIP, legend!
Berita Terkait
-
Perjalanan Karier Ozzy Osbourne, Dari Black Sabbath hingga Ujung Kehidupan di Panggung Terakhir
-
Legenda Heavy Metal Ozzy Osbourne Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun
-
Pangeran Kegelapan Pergi untuk Selamanya, Ozzy Osbourne Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun
-
Ikon Metal Legendaris Ozzy Osbourne Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun
-
Konser Reuni Black Sabbath Berakhir Antiklimaks? Ternyata Ini yang Tak Terekam di Siaran Langsung
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Sinopsis The Legend of Aang: The Last Airbender, Tampilkan Aang Versi Dewasa
-
4 Fakta Menarik Film Merias Mayat yang Bakal Tayang 2026, Reza Rahadian Jadi Jenazah
-
Rating Drama Korea Pro Bono dan Surely Tomorrow Bersaing, Mana yang Lebih Seru?
-
Renegades: Tim Navy SEALs Nekat Curi Emas Nazi 27 Ton di Dasar Danau, Malam Ini di Trans TV
-
Danur: The Last Chapter Tayang 2026, Prilly Latuconsina Hadapi Teror Terakhir Bareng Zee Asadel
-
Gandeng Dua Maestro Legendaris Malaysia, Puspa Indah Hidupkan Kembali Hits "Madah dan Kerenah"
-
Ngidam Sultan Ala Lesti Kejora, Mau Bangun Restoran Hingga Rumah Bersalin
-
Deretan Serial dan Film Marvel yang Bertema Natal, Mana Favoritmu?
-
10 Tahun Setia Jadi Risa di Danur, Ini Alasan Prilly Latuconsina Tolak Banyak Tawaran Film Horor
-
Era Sinetron Belum Mati, Loyalitas Ibu-Ibu di Daerah Jadi Penolong