Suara.com - Kemunculan film animasi Merah Putih One For All membuat nama production house (PH) milik negara yakni PT Produksi Film Negara (PFN) terseret.
Apalagi muncul rumor jika film itu didanai uang negara sebesar Rp6,7 miliar.
Publik kecewa mendengar hal tersebut setelah melihat trailer film animasi Merah Putih One For All yang kualitasnya dicap sangat buruk.
Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PFN tak ingin terseret, dia pun buru-buru mengklarifikasi.
Menurutnya, PFN sama sekali tak terlibat dalam produksi film tersebut.
Dia juga tak punya kewenangan dalam produksi hingga penayangan film tersebut yang dijadwalkan 14 Agustus 2025 di bioskop.
Ifan menegaskan lagi kalau pembuat animasi Merah Putih One For All itu adalah PH swasta bernama Perfiki Kreasindo.
Mereka bisa lolos lembaga sensor film hingga bioskop juga bukan kewenangannya di PFN.
Di samping itu, Ifan juga sedikit memberikan tanggapan tentang kualitas film animasi Merah Putih One For All ini.
Baca Juga: Kok Film Merah Putih: One For All Bisa Lolos Bioskop? Begini Penjelasan dari LSF
Menurutnya memang kualitasnya masih kurang setelah dia melihatnya.
"Memang menurut kami di PFN, film ini memang jauh dari kata maksimal secara produksinya. Tapi bukankah kualitas dari produksi adalah proses pembelajaran?" katanya.
Pria 42 tahun ini membeberkan jika isu film tersebut menghabiskan dana negara sampai Rp6,7 miliar tidak benar.
"Film ini tidak menggunakan dana ataupun anggaran dari pemerintah sedikitpun dan ini bukan filmnya PFN," tegasnya.
Sambil mengklarifkasi hal itu, ternyata PFN memanfaatkannya untuk memperkenalkan karya mereka di film animasi pertama di zaman Ifan Seventeen sebagai direktur utama.
Film animasi produksi PFN ini diberi judul Pelangi di Mars yang rencana akan tayang pada 2026 meski belum dijelaskan bulannya.
"Film animasi PFN sendiri yang akan tayang berjudul @pelangidimars dan dijadwalkan tayang pada tahun 2026," beber Ifan dikutip pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Fakta menarik Film Animasi Pelangi di Mars
Film Animasi Pelangi di Mars adalah karya sutradara Lutfie Abdullah yang dikenal sebagai Upie Guava.
Film ini diproduksi oleh Mahakarya Pictures dan MBK Productions, yang kemudian bekerja sama dengan PFN.
Ini bukan film baru yang termakan tren animasi setelah film Jumbo booming.
Ternyata film ini sudah ada sejak 2022. Ini terlihat dari postingan Mahakarya Pictures yang memperkenalkan film Pelangi di Mars ini.
"Apa yang akan terjadi jika manusia dan robot bersama-sama memulai petualangan baru untuk misi mencari #pelangidimars?" tulis akun @mahakaryapictures pada 9 September 2022.
Sang sutradara sempat mengucapkan terima kasih pada pemerintah karena mendapatkan dukungan dari Kementerian Ekonomi Kreatif pada akhir 2024.
"Terima kasih buat dukungannya, kami mohon doa restu untuk menghidupkan kembali cita-cinta anak indonesia untuk jadi penjelajah luar angkasa," tulis Upie Guava.
Filmnya yang sudah berjalan hampir 4 tahun ini akhirnya akan benar-benar tayang di bioskop pada 2026 mendatang.
Mungkin yang menjadi pertanyaan mengapa film ini lama sekali produksinya.
Ternyata tim produksinya memang tak ingin sembarangan membuat karya.
Sejak 2022, tim produksi fokus melakukan riset dan pengembangan teknologi khusus di Dossguava XR Studio.
Dan proses riset dan pengembangan itu butuh waktu dua tahun dan satu tahun uji coba.
Hingga akhirnya baru 2024, tim produksi Pelangi di Mars siap memproduksi film ini.
Filmnya sendiri cuma membutuhkan waktu 1 sampai 2 tahun produksi.
Film sci-fi satu ini akan menampilkan cerita hangat antara anak kecil & robot, dibungkus teknologi XR & Unreal Engine yang super canggih! Jadi bukan soal luar angkasa saja.
Tentang robot-robot di film ini, akan ada lima robot yang punya keunikan masing-masing, diantaranya Kimchi, Batik, Sulil, Yoman dan Petya.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah
Berita Terkait
-
Siapa Yohanes Auri? Investor yang Ingin Danai Animasi Merah Putih One For All Rp1 Miliar
-
Iseng Remake Trailer Film Merah Putih One for All Pakai AI, Kreator Ini Dapat Tawaran 1 Miliar
-
Terus Dihujat, Film Merah Putih: One for All Hanya Dapat 16 Layar di Bioskop
-
Ifan Seventeen Tegaskan Film Merah Putih Bukan Produksi PFN, Tak Pakai Uang Negara!
-
Produser Janjikan Film Merah Putih: One for All Lebih Bagus dari Trailer
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Detik-Detik Ariana Grande Diserang Penggemar saat Promo Film Wicked di Singapura
-
Bakal Dituntut Balik Reza Gladys Rp504 Miliar, Nikita Mirzani Tertawa di Penjara
-
Buka Peluang Damai, Erika Carlina Hanya Ingin DJ Panda Tulus Akui Kesalahan
-
Profil Maipa Khalifah, Sosok Ibu Pengganti Ruben Onsu yang Terpisah Selama 40 Tahun
-
5 Drakor di Disney+ Tahun Depan, Wajib Masuk Daftar karena Ada Bae Suzy dan Kim Seon Ho
-
Sinopsis Made in Korea, Drakor Comeback Hyun Bin di Disney Plus Hotstar
-
4 Fakta Remake 'My Wife is A Gangster', SinemArt Hadirkan 'Bini Gue Preman'
-
Senderan di Bahu Nicholas Saputra, Raisa Langsung Dijodoh-jodohkan
-
Reza Arap Lamar Lula Lahfah? Bakal Nikah Beda Agama
-
Review Now You See Me: Now You Don't, Reuni Horsemen yang Kurang Greget